Kementerian Luar Negeri Palestina telah mengeluarkan surat edaran pada hari Jumat (9/10) yang memperingatkan stafnya agar tidak menanggapi wawancara Pangeran Arab Saudi, Bandar bin Sultan, dengan Al Arabiya, demikian menurut laporan media lokal.
Surat edaran yang dikeluarkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Ahmed al-Deek kepada duta besar, diplomat, dan pekerja di berbagai kedutaan Palestina, adalah “instruksi yang jelas” untuk tidak menanggapi Pangeran Bandar berdasarkan keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Riyad al-Maliki, PalTimes melaporkan.
Dokumen belum diverifikasi yang dilihat oleh Al Arabiya memperingatkan agar tidak ada yang berbicara tentang Pangeran Bandar secara pribadi atau tentang “sejarah, aktivitas, sifat pekerjaan, atau alasan di balik pernyataannya.”
Kementerian juga menekankan untuk tidak menanggapi dengan cara apa pun pernyataan itu apakah “dengan menulis, menyatakan, atau bahkan memberi isyarat setelah pernyataannya baru-baru ini di Al Arabiya Saudi,” lapor Kantor Pers Khabar.
Menurut laporan media lokal dan dokumen tersebut, “tindakan hukum akan diambil terhadap siapa pun yang melanggar petunjuk ini dengan alasan atau keadaan apa pun”.
Pangeran Bandar Kritik Para Pemimpin Palestina
Pangeran Bandar, yang pernah menjadi Duta Besar Arab Saudi untuk AS selama lebih dari 20 tahun dan kepala intelijennya dari 2014 hingga 2016, baru-baru ini memberikan keterangan eksplosif kepada Al Arabiya di mana dia mengkritik kepemimpinan Palestina.
“[Para pemimpin Palestina yang menyangkal dukungan Arab Saudi untuk tujuan tersebut] ini tidak akan mempengaruhi keterikatan kami pada perjuangan rakyat Palestina. Tapi dengan orang-orang ini [para pemimpin] sulit untuk mempercayai mereka dan melakukan sesuatu untuk perjuangan Palestina dengan mereka,” katanya.
Pangeran Bandar juga menuduh mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat melakukan “kegagalan” bersejarah dalam mengamankan kesepakatan damai untuk Palestina, meskipun ada dukungan dan tawaran Arab Saudi dari Washington.
Komentarnya muncul sebagai reaksi atas kritik terhadap kesepakatan normalisasi UEA-Israel dari Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan pejabat Palestina lainnya.
“Tingkat wacana yang rendah ini bukanlah yang kami harapkan dari para pejabat yang berusaha mendapatkan dukungan global untuk perjuangan mereka. Penolakan mereka terhadap kepemimpinan negara-negara Teluk dengan wacana tercela ini sama sekali tidak dapat diterima,” kata Pangeran Bandar dalam wawancara eksklusif.
Abbas kemudian menarik kembali dan melarang pernyataan ofensif terhadap para pemimpin Arab lainnya, menyusul permintaan untuk meminta maaf dari Sekretaris Jenderal GCC Nayef al-Hajraf.
Sumber: Al Arabiya
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment