Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa mengatakan pada hari Minggu (11/10) bahwa negaranya tetap berkomitmen untuk perjuangan Palestina dan bahwa perdamaian di wilayah itu sangat bergantung pada “keaktivan kembali” prakarsa Arab.
Raja menekankan bahwa pandemi virus corona dan dampak ekonominya di negara Teluk tidak akan menghilangkan komitmennya terhadap masalah regional dan hubungan internasional.
“Perkembangan darurat ini tidak akan menjauhkan kami dari mengejar komitmen kami terhadap masalah regional dan hubungan internasional kami, dan kami akan terus menjaga keamanan kami berdasarkan prinsip-prinsip bertetangga yang baik dan mengulurkan tangan kerja sama untuk mengimunisasi masyarakat kami dari ekstremisme dan terorisme dan menggagalkan ancaman mereka terhadap stabilitas dan kemakmuran,” katanya dalam pidato pengukuhan sesi tahun ketiga dari masa jabatan legislatif kelima, menurut kantor berita negara BNA.
“Kami menegaskan kembali bahwa memperbaiki fondasi perdamaian yang komprehensif dan adil di wilayah ini bergantung pada pengaktifan Inisiatif Arab yang kami dukung dengan segala cara dengan saudara dan sekutu kami, dan ini adalah posisi yang dinyatakan dan jelas bagi kami di Kerajaan Bahrain untuk mendukung perjuangan Palestina dalam mencapai solusi dua negara guna meningkatkan keamanan dan perdamaian dunia,” tambahnya.
Inisiatif Arab yang dipimpin Saudi menawarkan hubungan normal Israel dengan dunia Arab sebagai imbalan untuk negara Palestina di sepanjang perbatasan yang dikuasai Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Ini harapan untuk sebuah ibu kota di Yerusalem Timur dan hak pengungsi untuk kembali.
Bahrain dan UEA menjadi negara Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Israel sejak Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Kedua negara Teluk itu menandatangani kesepakatan yang ditengahi AS pada pertengahan September untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Sumber: Al Arabiya
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment