Erdogan: Perdebatan Tentang Perubahan Hagia Sophia Tidak Bermakna - bagbudig

Breaking

Tuesday, July 28, 2020

Erdogan: Perdebatan Tentang Perubahan Hagia Sophia Tidak Bermakna

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pada 27 Juli mengatakan bahwa diskusi tentang konversi Hagia Sophia dari masjid ke museum tidak “memberi makna.”

Berbicara setelah pertemuan kabinet, Erdogan mengatakan bahwa pengembalian Hagia Sophia sebagai masjid adalah contoh bagaimana Turki menggunakan hak kedaulatannya.

“Evolusi Hagia Sophia adalah bukti bagaimana sulitnya bangsa kita dalam mempertahankan eksistensinya yang berusia 1.000 tahun di tanah ini,” kata Erdogan.

“Kami percaya bahwa diskusi tentang Hagia Sophia yang diubah menjadi museum, dari identitasnya sebagai masjid yang berusia 500 tahun, tidak ada artinya,” tambahnya.

Presiden mengatakan yang penting adalah bahwa Hagia Sophia berubah ke keadaan asli.

“Hagia Sophia, yang mana [Sultan Ottoman] Fatih [Mehmed II] mengubahnya menjadi masjid pada tahun 1453, dan yang merupakan simbol Istanbul, akan terus berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Islam,” katanya.

Erdogan juga menambahkan bahwa orang Kristen masih tetap dapat mengunjungi masjid itu.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan, İbrahim Kalın, membahas debat baru-baru ini mengenai khutbah yang disampaikan oleh Ali Erbaş, kepala Urusan Agama Kepresidenan (Diyanet), yang memicu debat sengit ketika para kritikus mengklaim bahwa ia telah menjadikan Mustafa Kemal Atatürk, pendiri republik, sebagai sasaran khutbahnya.

“Tidak diragukan bahwa [Erbaş] telah memfitnah Atatürk dalam khutbah. Di sana, kepala Diyanet berbicara tentang bangunan itu. Karena, bangunan ini adalah bagian dari tradisi dan budaya kami,” kata Kalin saat wawancara di televisi pada 28 Juli.

“Atatürk tidak menghilangkan bangunan ini. Dia tidak menggunakan ini untuk keuntungannya sendiri. Dalam kondisi zaman itu, [Hagia Sophia] diputuskan untuk digunakan sebagai masjid. Tercapai kesimpulan bahwa [Erbaş] telah ‘mengutuk Atatürk’ dengan maksud yang tidak baik,” tambahnya.

“Setiap bangunan yang diberkahi dalam keyakinan kami tidak dapat diganggu gugat dan akan membakar siapa pun yang mencoba menyentuhnya; piagam yang diberkati itu sangat dibutuhkan dan siapa pun yang melanggarnya akan dikutuk,” kata Erbaş dalam khotbahnya.

Keputusan kabinet pada tahun 1934, ketika Atatürk masih hidup, telah berhasil mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit ini dan membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah jeda 86 tahun.

Namun demikian Erbaş menolak klaim bahwa dia mengutuk Atatürk dalam khotbahnya.

Sumber: Hurriyet

Terjemahan bebas Bagbudig.com

No comments:

Post a Comment