Olivia de Havilland, pemenang Oscar dua kali dan salah seorang artis terakhir dari Zaman Keemasan Hollywood, meninggal dunia pada 26 Juli dalam usia 104 tahun.
Aktris, yang membintangi film laris seperti “Gone With the Wind” dan bermain berhadapan dengan aktor terkemuka seperti Errol Flynn, telah berhasil menampilkan kemewahan dan keanggunan dalam zaman pembuatan film di masa lalu.
Dalam sebuah pernyataan, jurubicaranya, Lisa Goldberg mengatakan bahwa de Havilland “meninggal dalam damai karena sebab alamiah” di rumahnya di Paris, Prancis, tempat dia tinggal selama bertahun-tahun.
“Dia adalah seorang ratu Hollywood, dan akan tercatat dalam sejarah sinematik seperti itu,” kata Thierry Fremaux, direktur Festival Film Cannes, kepada AFP.
“Tidak banyak yang pantas disebut sebagai ‘legenda,'” demikian tweet dari kolumnis Hollywood, Scott Feinberg, “tetapi Olivia de Havilland … pasti salah satunya.”
Dan akun Twitter yang dijalankan oleh putra legenda layar lebar, Humphrey Bogart mengatakan, “Kami telah kehilangan ikon Hollywood Klasik yang sebenarnya.”
De Havilland, yang membangun reputasinya sebagai bintang mahal untuk genre apa pun telah membintangi 49 film dari tahun 1935 sampai 2009.
Dia juga dikenal karena kehidupannya di luar layar yang penuh warna, termasuk “pertempuran hukum” melawan Warner Bros dan juga pertikaian dingin dan pahit dengan saudari dan sesama aktris Joan Fontaine.
Dia mendapatkan apresiasi tinggi dari sesama aktor ketika gugatan yang dia bawa terhadap Warner Bros – yang telah berulang kali memperpanjang kontraknya bahkan ketika dia menolak naskah demi naskah – yang kemudian mengarah pada keputusan tahun 1945, di mana para aktor memiliki kekuatan yang jauh lebih banyak untuk bisa memilih peran mereka sendiri.
Pembawa acara Turner Classic Movies, Ben Mankiewicz, dalam tweetnya menulis bahwa di luar dua Oscar, “kontribusi terbesar De Havilland adalah mendatangi pengadilan untuk melawan Warner Bros dan menetapkan acuan untuk hak-hak pekerja di Hollywood.”
Dia bangga dengan putusan itu, yang saat ini masih dikenal sebagai Hukum De Havilland.
Aktor Jared Leto, yang juga seorang pemenang Oscar, menulis dalam tweetnya bahwa hukum telah membantunya melepaskan diri dari kontrak sembilan tahun yang tidak menguntungkan.
Dia pernah mengucapkan terima kasih kepada aktris itu secara langsung di Paris, dan mengingat kembali; “Sungguh menakjubkan bertemu dengannya – dia seorang legenda!”
Meskipun De Havilland sempat masuk daftar hitam selama tiga tahun ketika kasus itu sedang berlangsung, namun kemenangannya di muka hukum telah mengangkat kariernya.
Baik dia maupun saudari Joan Fontaine tidak pernah berbicara secara terbuka tentang perseteruan mereka, tetapi pada tahun 1941 De Havilland kalah dalam Oscar untuk penampilan utamanya sebagai Emmy Brown dalam “Hold Back the Dawn” oleh Fontaine, yang menang untuk “Suspicion” Alfred Hitchcock.
Mereka adalah satu-satunya saudara kandung dalam sejarah Oscar yang sama-sama memenangkan penghargaan akting utama.
Olivia Mary de Havilland lahir pada 1 Juli 1916 di Tokyo, putri seorang pengacara dan ibunya adalah aktris Inggris Lilian Fontaine.
Ketika pasangan itu bercerai tiga tahun kemudian, Fontaine membawa kedua putrinya untuk tinggal di California.
Masih dalam masa remajanya, de Havilland ditemukan oleh sutradara Max Reinhardt selama pertunjukan teater amatir.
Pada tahun 1935, Warner Bros membuat kontrak tujuh tahun dengan aktris itu; pada tahun yang sama, Jack Warner mengambil kesempatan dari aktris tak dikenal itu dan menjadikannya sebagai pasangan Errol Flynn yang bermain dalam “Captain Blood” yang kemudian meluncurkan kariernya sehingga terkenal.
Dia dan Flynn, bergabung lagi tiga tahun kemudian dalam “The Adventures of Robin Hood.”
Dan pada tahun 1939, De Havilland berperan sebagai Melanie Hamilton dalam epos Perang Saudara MGM “Gone With the Wind.” Saat itu dia berhasil mendapatkan nominasi aktris terbaik Oscar.
De Havilland kalah dari lawan main Hattie McDaniel, yang bermain sebagai Mammy dan menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang memenangkan Oscar. Tetapi film ini menutup reputasi De Havilland sebagai salah satu wanita terkemuka di Hollywood.
De Havilland menikah dua kali – pertama dengan penulis Marcus Goodrich dari tahun 1946 hingga 1953 dan kemudian dengan jurnalis Pierre Galante, editor majalah Prancis Paris Match.
Secara keseluruhan, ia pernah dinominasikan untuk lima Academy Awards dan memenangkan aktris terbaik untuk “To Each Own Own” (1946) dan “The Heiress” (1949).
“Pada saat tempat perempuan di bioskop dan di masyarakat pada umumnya dipertanyakan, kita harus ingat kekuatan pribadi yang dia tunjukkan ketika dia menyerang sistem studio untuk membebaskan para aktor dari kontrak eksploitatif,” kata Fremaux.
Dan Actors Guild menulis tweet bahwa “gritnya yang mengambil sistem studio pada tahun 1945 telah membantu sesama aktor dan generasi yang akan datang.”
Bintang itu telah tinggal di Paris sejak awal 1950-an, dan menerima penghargaan seperti Medali Seni Nasional, Legion d’Honneur Prancis, dan penunjukan sebagai Dame Commander dari Kerajaan Inggris.
Sumber: Hurriyet
Terjemahan bebas Bagbudig.com
No comments:
Post a Comment