Tentang Tyson yang Kesekian Kalinya - bagbudig

Breaking

Monday, May 4, 2020

Tentang Tyson yang Kesekian Kalinya

Oleh: Bung Alkaf

Ketika Tyson mengatakan akan kembali ke ke ring tinju, dunia menjadi heboh. Tetapi, Tyson mengatakan cepat-cepat, kalau dia kembali hanya untuk eksebisi. “Aku ingin, dari pertandingan itu, bisa membantu orang banyak.” Tyson tahu, namanya masih laku dijual. Pecinta tinju, seperti tidak bisa lepas dari bayang-bayang dia. Walau, Tyson sendiri telah menyatakan pensiun sejak tahun 2005. Lalu kini, video latihannya di instagram pribadi beredar. Tyson masih mampu bertinju dengan cepat dan kuat di usia 53 tahun. Semua terpesona. Bahkan para pesohor memberikan komentar di akun instagramnya. Terkagum-kagum.

Selain itu, video parodinya ketika mengembalikan potongan kuping Evander Holyfield, juga kembali beredar. Bagi yang masih mengingat, cerita potongan telinga itu dari satu pertandingan yang paling menyita emosi antara Tyson melawan Holyfield.

Sebagai latar, sejak tahun 1995, dunia kembali dilanda kegembiraan atas kembalinya Tyson ke ring tinju. Tidak memerlukan waktu lama, Tyson kembali menjadi juara dunia. Dua gelar tinju dunia, WBC dan WBC, direbutnya dalam waktu cepat dari Frank Bruno dan Bruce Seldon. Seharusnya, Tyson melawan Lennox Lewis. Tetapi, entah mengapa, yang disodori kepadanya Holyfield.

Holyfield adalah petinju hebat. Tetapi, di tahun-tahun kembalinya Tyson, dia kehilangan pesona. Setahun sebelumnya saja, dia dipukul KO oleh Bowe. Lalu, Holyfield didiagnosa membawa penyakit jantung. Jelas, bukan lawan sepadan untuk Tyson. Bahkan tabloid GO, dengan berani, mengatakan pertandingan itu hanya akan berlangsung tiga ronde saja. Lalu semua tahu, Tyson kalah dengan KO di ronde 11. Dunia terhenyak. Tidak ada satu pun yang mempercayai kalau Tyson kembali kalah.

Memang sebelum pertandingan, tidak ada satu pun yang yakin tentang kemampuan Holyfield, kecuali dirinya sendiri. Kalau kita kembali menonton pertandingan pertama mereka itu, tidak sedikit pun ada kekhawatiran di wajahnya. Tyson, belakangan di film dokumenternya, mengakui bahwa Holyfield salah satu petinju terbaik dari generainya. “Aku memukulnya dengan keras, tapi dia membalas dengan sama kerasnya,” kenang Tyson.

Kemudian diadakan pertandingan ulang. Tyson kemudian berusaha untuk memenangkan pertandingan itu. Dia berlatih dengan keras. Bahkan, saat itu, bobotnya 220 pon. Ideal untuk petinju kelas berat. Tetapi yang dihadapinya adalah Holyfield. Petinju dengan skill mumpuni, sekaligus cerdas.

Dalam pertandingan itu, Tyson frustasi. “Tim Tyson di sudut ring sama sekali tidak membantunya,” ulas pengamat selepas pertandingan. Karena frustasi, Tyson lepas kendali. Lalu terjadilah peristiwa yang tidak pernah dilupakan dalam sejarah tinju: dia menggigit kuping Holyfied. Mills Lane mendiskualifikasi Tyson. Sejak itu, karir Tyson meredup. “Aku kehilangan motivasi bertinju sejak saat itu,” kata Tyson setelah kalah dari Lewis di tahun 2002.

Namun, keduanya kini sudah berdamai. Oprah Winfrey dalam acara talkshow mengundang keduanya. Tyson meminta maaf secara langsung kepada Holyfied. Mereka berjabat tangan erat.

Di video parodi tersebut, tragedi 23 tahun lalu, kini menjadi kisah jenaka. Tidak ada lagi kemarahan. Tyson dengan wajah memelas, seperti anak kecil yang merusak mainan temannya, datang dan mengetuk pintu rumah Holyfield, lalu mengembalikan hal yang sudah dia rusak: kuping Holyfield. Mereka lalu berpelukan. Seakan-akan, fragemen ini menjelaskan, kalau saja mereka bisa berdamai, maka apapun persoalan di atas muka bumi ini, pastilah akan selesai.

Ilustrasi: Biography.com

No comments:

Post a Comment