Menyusun Puzzle-Puzzle Kesesatan dan Kejahatan Syi’ah Terhadap kaum Muslimin - bagbudig

Breaking

Tuesday, February 4, 2020

Menyusun Puzzle-Puzzle Kesesatan dan Kejahatan Syi’ah Terhadap kaum Muslimin

Oleh : Fajri

Jamak diketahui bahwa musuh utama Islamhanyalah Yahudi dan Nasrani sebagaimana termaktub dalam al-Quran, namun dalamperkembangannya lahirlah Syi’ah yang selalu setia dalam naungan ketiak Yahudidan Nasrani dalam setiap makar jahat untuk Islam dan kaum muslimin.

Ada banyakversi pendapat mengenai asal muasal lahirnya Syi’ah. Ada yang berpendapatSyi’ah lahir pada periode akhir kekhalifahan Ustman bin Affan atau pada awalpemerintahan Ali bin Abi Thalib, di mana pada masa itu terjadi pemberontakanterhadap khalifah Ustman bin Affan yang berakhir dengan syahidnya khalifahUstman bin Affan dan tuntutan agar Ali bin Abi Thalib bersedia dibai’atsebagai khalifah.

Ada yangjuga yang berpendapat bahwa Syi’ah lahir setelah perundingan antara Ali bin AbiThalib dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan di Siffin yang lebih popular disebutdengan peristiwa tahkim. Akibat kegagalan itu sejumlah pasukan Ali menentangkepemimpinannya dan keluar dari barisan pasukan Ali. Mereka ini disebutkhawarij dan sebagian lagi yang tetap setia kepada khalifah Ali bin Abi Thalibdisebut Syi’ah Ali (pengikut Ali).

Sedangkanmenurut Thabatthabai, Syi’ah muncul karena kritik dan protes terhadap dua masalahbesar kaum muslimin kala itu yaitu pemerintahan Islam dan kewenangan dalampengetahuan keagamaan yang menurut Syi’ah menjadi hak istimewa ahlul bait.

IstilahSyi’ah pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib hanyalah bermakna pembelaandan dukungan politik. Syi’ah Ali yang muncul pertama kali pada masakekhalifahan Ali bin Abi Thalib bisa disebut sebagai pengikut setia khalifahAli bin Abi Thalib melawan pihak Mu’awiyah dan hanya bersifat kultural tidak bercorakaqidah sebagaimana perkembangan sesudahnya hingga sekarang. KarenaSyi’ah Ali (pengikut Ali) kala itu tidak ada yang berkeyakinan dan mengklaimbahwa Ali bin Abi Thalib lebih mulia dan berhak atas kekhalifahan setelahRasulullah daripada Abu Bakar, Umar bin Khattab serta Ustman bin Affan. BahkanAli bin Abi Thalib sendiri pernah menegaskan lewat khutbahnya di kufah bahwa,“Sebaik-baik umat Islam setelah nabi Muhammad adalah Abu Bakar dan Umar binKhattab. Demikian pula jawaban beliau saat ditanya putranya Muhammad ibn al-Hanafiah seperti yang diriwayatkanoleh al-Bukhari dalam Shahihnya (Hadits no.3671).

Sebagaimanaulasan di atas bahwa Syi’ah Ali (pengikut Ali) generasi awal adalah kaummuslimin yang lurus, bersih dan selamat karena masih berpegang teguh kepadaal-Quran dan Sunnah Nabi serta tidak merendahkan keutamaan para sahabat tidakpula mengkafirkan mereka. Namun dalam perkembangannya Syi’ah Ali tidak awet dantahan lama. Syi’ah Ali yang murni dan lurus disusupi oleh musuh pendengki yangberencana busuk membuat makar terhdap Islam dan kaum muslimin.

AdalahAbdullah bin Saba’ seorang beragama Yahudi. Ketika masuk Islam, ia mendukungAli. Dialah yang pertama kali mempopulerkan kewajiban imamah terhadap Ali.Disebutkan pula bahwa saat Abdullah bin Saba’ masih beragama Yahudi pernahmenyatakan bahwa Yusa’ bin Nun adalah pelanjut Nabi Musa. Saat masuk Islam iamenyatakan bahwa Ali adalah pelanjut Nabi Muhammad. Abdullah bin Saba’ pulayang mula-mula mempopulerkan Syi’ah Sabaiyah yang berkeyakinan bahwa Ali binAbi Thalib tidak akan mati, sehingga ia berhasil menegakkan keadilan di mukabumi. Kelompok ini pula yang secara terang-terangan mencaci serta berlepas diridari Abu Bakar, Umar dan Ustman serta sahabat mulia lainnya. Mereka mengklaimbahwa tindakan mereka atas perintah Ali bin Abi Thalib. Ketika dipanggil olehAli mereka mengakui perbuatannya. Dan hampir saja Ali memvonis mati terhadapAbdullah bin Saba’. Namun karena pertimbangan beberapa orang vonis matiterhadap Abdullah bin Saba’ urung dilaksanakan dan akhirnya Ali mengusirnya keMadain. Karena Abdullah bin Saba’ pula orang-orang berkeyakinan bahwa ajaranSyi’ah berasal dari Yahudi.

Sebagaimanauraian sebelumnya bahwa Syi’ah di awal kemunculannya adalah gerakan politikyang masih lurus aqidahnya, namun dalam perkembangannya Syi’ah yang lurusini tidak awet tahan lama. Justru yang berkembang kemudian adalah Syi’ahsabaiyah yang penuh dengan penyimpangan dan loyal kepada Ali serta menolak kekhilafahansyaikhan (Abu bakar dan Umar) bahkan mengkafirkan mereka. Karena itulah paraulama menyebut mereka yang menjelekkan dan menolak kekhilafahan as-Syaikhainsebagai Rafidhah.

Menulistentang awal mula kemunculan Syi’ah membutuhkan tulisan yang sangat panjang.Tidak mungkin kita tuangkan semua dalam tulisan singkat ini. Setelah kitamengetahui sedikit tentang sejarah lahirnya Syi’ah, selanjutnya mari kitatelaah tentang penyimpangan pokok dan mendasar sekte ini.

Pertama, meragukan orisinalitas al-Quran. Berbedadengan Ahlussunnah yang haqqulyaqin akan orisinalitas dankeontetikan al-Quran yang ada saat ini. Sekte Syi’ah melalui tulisan merekadalam kitab-kitabnya jelas meragukan keontetikan al-Quran yang ada saat ini.Kitab Awail al-Maqalat halaman 80, 81 karangan ulama Syi’ah al-Mufid,menyebutkan bahwa al-Quran yang ada saat ini tidak orisinil. Dalam kitab Mir’atul‘Uqul Syarh al-Kafi karangan Baqir al-Majlisi halaman 525, menyatakan bahwaal-Quran telah mengalami pengurangan dan perubahan.

Di sampingmeragukan keaslian al-Quran. Kalangan Syi’ah juga banyak membuat penyimpanganmengenai hadits atau sunnah. Pemahaman mereka terhadap hadits atau sunnahbukanlah perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi sebagaimana yang pemahamankalangan Ahlussunnah wal Jama’ah. Pemahaman Syi’ah terhadap haditssebagaimana keterangan Syech Hasan ash-Shadr dalam Nihayah ad-Dirayah halaman80, ”Hadits ialah hakikat perkataan yang maksum, perbuatannya danketetapannya.  Sedangkan definisi sunnahsebagaimana yang disebutkan dalam redaksi Sayyid Muhammad Taqiy al-hakim dalam al-Ushulal-Aimmah li al-Fiqh al-Muqaran halaman 122, ialah “dan sunnah merupakansegala sesuatu yang bersumber dari al-maksum, berupa perkataan, perbuatan, dantaqrir.

Lebih jauhSyech Muhammad Ridha al-Muzhaffar pakar Ushul Fiqh Syi’ah kontemporer menjelaskanmengenai latar belakang pembentukan istilah dan sumber sunnah dikalanganSyi’ah. Beliau menyatakan, “As-sunnah menurut istilah fuqaha adalah sabda nabi,perbuatan, dan taqrirnya. Adapun menurut fuqaha Syi’ah Imamiyah setelah kukuhkeyakinan mereka bahwa perkataan al-maksum dari kalangan ahlul bait setingkatdengan perkataan nabi. Sebagai sebuah hujjah yang wajib diikuti oleh parahamba. Sungguh mereka telah memperluas batasan sunnah menjadi sesuatu yangmencakup perbuatan, dan taqrir al-maksum. Dengan demikian, sunnah dalamterminology  mereka adalah perkataan,perbuatan, atau taqrir al-maksum.

Rahasia di balikitu semua adalah karena para imam dari kalangan ahlul bait tidaklah sama denganpara perawi dan ahli hadits yang meriwayatkan dari Nabi, hingga perkataanmereka baru dapat dijadikan hujjah jika mereka tsiqah dalam periwayatannya,tetapi mereka adalah orang-orang yang ditunjuk oleh Allah Ta’ala melaluilisan Nabi-Nya untuk menyampaikan hukum-hukum yang besifat realitas. Merekatidak mungkin menetapkan hukum, kecuali jika hukum-hukum realitas itu memangberasal dari Allah Ta’aala apa adanya. Dan itu semua diperoleh melalui jalurilham, seperti Nabi melalui jalur wahyu atau melalui penerimaan dari imammaksum sebelumnya.

Berdasarkanhal ini, penjelasan mereka terhadap hukum bukan termasuk dalam kategoriperiwayatan sunnah atau ijtihad dalam menggali sumber-sumber tasyri’.Akan tetapi, karena merekalah sumber hukum tasyri’ itu sendiri. Karenaitu, perkataan mereka adalah sunnah, bukan hikayat sunnah.”

Dengandemikian jelaslah bahwa Syi’ah meyakini bahwa wahyu tidak berhenti setelah Nabiwafat. Karenanya imam-imam Syi’ah dapat mengeluarkan hadits atau sunnah. Tidakheran jika tulisan dan khutbah imam-imam diposisikan sejajar dengan hadits dansunnah. Inilah yang membedakan kajian hadits Ahlussunnah dengan Syi’ah.Dan ini pula yang menyebabkan jumlah hadits Ahlussnah tidak lebih banyakdari pada jumlah hadits Syi’ah.

Bahkan dalamkalangan Syi’ah jumlah hadits para imam jauh lebih banyak dari hadits Nabi.Jika kita merujuk kepada empat kitab hadits Syi’ah yaitu al-Kafi, Man LaYadhuruh al-Faqih, Tahdzib al-Ahkam, dan al-Istibshar. Hasilpenelitian para pakar menunujukkan bahwa jumlah hadits yang termaktub dalamempat kitab tersebut adalah 43.850 hadits. Dengan rincian hadits Nabi hanya11,30% (4.956 hadits). Sementara proporsi hadits Ja’far ash-shadiq Imam Syi’ahkeenam sebesar 25% (10.967 hadits). Jika demikian adanya tidah salah jika kitaberkeyakinan bahwa sumber ajaran Syi’ah adalah sunnah Ja’fariyyah.

Kedua, mengkafirkan sahabat-sahabat Nabi sallalhualaihi wasallam. Ulama Syi’ah Ni’matullah al-Jazairi dalam kitabnya al-Anwaran-Nu’maniyah halaman 246-247  iamenulis, “Bahwa Abu Bakar, dan Umar tidak pernah beriman kepada Rasulullah sallalhualaihi wasallam sampai akhir hayatnya. Belum puas sampai di sini ia jugamemfitnah Abu Bakar telah berbuat Syirik dengan memakai kalung berhala saatsholat dibelakang Nabi dan bersujud untuknya.

Ulama Syi’ahlainnya al-Kulaini dalam al-Raudhah min al-Kafi mengatakan, bahwa sepeninggalanNabi seluruh sahabat telah murtad, kecuali tiga orang yaitu, al-Miqdad binal-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi. Lebih keji lagi al-‘Iyasyidalam dan al-Majlisi dalam Bihar al-Anwar halaman 700, menyatakan bahwa bagindaRasul wafat karena diracun oleh Aisyah dan Hafsah.

Ketiga, mengkafirkan seluruh kaum muslimin. Layaknyaaliran sesat lain yang mengkafirkan orang-orang yang berseberangan dengankeyakinannya, demikian juga halnya dengan Syi’ah.  Perihal Syi’ah mengkafirkan kaum musliminbukanlah sesuatu yang mengada-ngada, akan tetapi merupakan sesuatu yang benaradanya. Sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab Syi’ah. Dalam kitab Shahifahal-Abrar, vol.1, hal.342 Mirza Muhammad Taqi menulis, selain orang Syi’ahakan masuk neraka selama-lamanya. Meskipun semua malaikat, semua nabi, semuasyuhada dan semua shiddiq menolongnya, tetap tidak bisa keluar darineraka.

Lebih parahlagi, al-Kulani dalam al-Ushul min al-kafi, vol.1 hal 233 menyatakanbahwa orang yang menganggap Abu Bakr dan Umar bin Khattab muslim, tidak akanditengok Allah pada hari kiamat dan akan mendapatkan siksa yang pedih.

Pembaca yangbudiman, Setelah kita mengetahui kesesatan Syi’ah selanjutnya marilah kitamengulas kejahatan-kejahatan Syi’ah terhadap kaum muslimin.

Merupakan sunnatullahdi mana sebuah kebenaran tegak di tempat yang sama pula berdiri komplotan iblisuntuk menghancurkannya. Saat risalah Islam mulai menyinari bumi Allah ini,konspirasi musuh untuk memadamkan cahayanya akan terus aktif sampai hari kiamatkelak. Diantara sekian banyak musuh islam yang paling berbahaya adalah Syi’ah,karena sekte ini dalam penampilannya tampak seperti madu padahal racun.

Syi’ahdengan segenap lip servicenya berhasil membius dan menipu ummat Islamkhususnya kalangan awwam.Mengidentifikasi diri sebagai pemersatu kaum muslimin,berada di garda terdepan melawan penindasan dan kezaliman Zionist terhadapmuslimin Palestin, simbol kekuatan Islam serta berani melawan hegemoni Barat.Padahal……!!!

Makar dankejahatan Syi’ah terhadap Islam

Abdullah binSaba tokoh Yahudi dari Yaman muncul di zaman khalifah Ustman bin Affan. Mengakusebgai muslim tetapi kelakuannya sangat bertolak belakang sebagai muslim.Pekerjaan memfitnah menjadi lakon sehari-harinya hingga Ibnu saba danpengikutnya diusir dari kota Madinah.

Ibnu Sabalari dan berkeliling wilayah Syam, mesir dan Irak. Imam ath-Thabari dalamTarikhnya menyatakan, “Ketika Ibnu Saba’ sampai di Syam, ia bertemu dengan AbuDzar al-Ghiffari, dan membujuknya agar memberontak terhadap Muawiyah.Dikatakannya bahwa Muawiyah pernah mengatakan: “Semua harta benda adalah milikAllah, dan segala sesuatu yang ada ini, hakikatnya kepunyaan Allah.” Dengankalimat ini Ibnu Saba bermaksud menganjurkan agar kaum muslimin mengumpulkanharta sebanyak mungkin untuk kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan ummat.Dengan kalimat ini pula, Ibnu Saba mendatangi Abu Darda, tetapi beliau waspadadengan kehadirannya itu, dan segera menyatakan: “Siapakah Anda? Kalau tidaksalah adalah seorang Yahudi tulen.”

Abdullah binSaba juga berulah di Mesir dan Irak dengan mengembangkan ajaran ar-Raj’ah(reinkarnasi) dan mengatakan; “Bukankah kalian telah meyakini bahwa al-Masihakan datang kembali? Mengapa kalian tidak meyakini bahwa Muhammad juga akandatang kembali? Mengapa pula kalian berdiam diri ketika kekuasaan dankepemimpinan umat dirampas dari tangan ahlul bait Nabi? Dengan racun inilahIbnu Saba mulai menyebarkan kecaman terhadap Khalifah Utsman bin Affan, danmenyebarkan berita bohong kepada beberapa orang sahabat. Dari sini, ia telahmembuka poros fitnah, dengan Mesir dan Kufah disatu pihak, melawan khalifahUstman di pihak lain. Melalui poros fitnah ini pula pembunuhan Ustman bin Affandirancang.

Abdullah binSaba adalah orang pertama yang menyatakan baia’tnya kepada Ali bin AbiThalib ketika beliau menjadi Khalifah. Ibnu saba membawa dongeng tentang Yusa’bin Nun yang memperoleh wasiat dari Nabi Musa untuk melegitimasi kekhalifahanAli bin Abu Thalib. Bahkan menurut Ibnu Saba Ali juga memperoleh wasiat dariNabi Muhammad untuk menggantikan beliau.

Tak cukuphanya itu, Ibnu Saba juga mulai melancarkan kecaman terhadap Abu Bakar, Umar,Ustman dan beberapa sahabat yang loyal kepada mereka. Ibnu Saba mengakumendapat intruksi dari Ali bin Abu Thalib.

Atas fitnahyang dialamatkan kepada Ali ini, Abdullah bin Saba dihadapkan kepada khalifahAli untuk mempertanggungjawabkan segala tingkah perbuatannya itu. Ibnu Saba punmengakui semua perbuatan fitnah itu.

Khalifah Alimenjatuhkan hukuman sanksi hukuman mati atas Ibnu Saba. Karena protes hadirinpeserta sidang, “Wahai Amirul Mukminin apakah anda akan menghukum orang yangmencintai anda dan Ahlul bait, serta mendukung kepemimpinan anda dan menentanglawan-lawan anda?” akhirnya eksekusi mati terhadap Ibnu Saba urungdilaksanakan. Khalifah Ali akhirnya memutuskan membuang Ibnu Saba ke Madain.

Saat tiba diMadain Ibnu Saba tak kunjung jera, ia berulah lagi di Madain. Saat itutersebarlah berita kematian Khalifah Ali bin Thalib. Saat kaum muslimin sedangberduka cita atas wafatnya Ali Ibnu Saba justru membuat kegaduhan serayaberkata: “Sekalipun kalian mendatangkan kepadaku 70 saksi yang adil menerangkanwafatnya Ali, aku sendiri yang akan menyatakan bahwa dia tidak mati, Ali tidakakan wafat, tak akan terbunuh sebelum ia menguasai seluruh permukaan bumi ini.”

Dari sinilahawal mula Ibnu Saba menjadi orang pertama yang mempertuhankan Ali bin AbiThalib. Ia mengatakan Ali tidak terbunuh, karena pada dirinya ada unsureketuhanan. Ali sering menjelma dalam bentuk awan. Guruh adalah suaranya, petiradalah cemetinya. Begitulah racun syirik disebarkan Ibnu Saba.

MelaluiTangan Taha Husein kalangan Syi’ah beruapaya menghapus jejak Ibnu Saba sebagaiarsitek utama Syi’ah. kalangan Syi’ah mengklaim bahwa Ibnu Saba adalah fitnahyang sengaja dibuat oleh Ahlussunnah wal Jama’ah.

Namun upayaitu seperti sia-sia belaka sebab ulama-ulama Syi’ah klasik secara terangbenderang dalam kitabnya mengakui keberadaan Ibnu Saba, seperti Sa’ad Al Qummidalam kitabnya al Maqalat wa al Firaq, Abu Muhammad Hasan bin Musa AnNubakhty di dalam bukunya Tarikh al Ya’qub.

Al-Qummimenyebutkan: “Sesungguhnya Abdullah bin Saba adalah orang yang pertama sekalimenampakkan celaan atas Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ustman bin Affan,serta para sahabat, dan berlepas diri dari mereka. Dan ia mendakwakansesungguhnya Ali-lah yang memerintahkannya akan hal itu. Dan sesungguhnyataqiyah tidak boleh. Lalu Ali diberitahukan, lantas Ali pun menanyakannya akanhal itu. Maka ia mengakuinya. Dan Ali memerintahkan untuk membunuhnya. Laluorang orang berteriak dari setiap penjuru: Wahai Amirul Mukminin! Apakah andaakan membunuh seorang yang mengajak kepada mencintai kalian Ahli Bait, danmengajak berikrar setia kepadamu dan berlepas dari musuh-musuhmu, maka biarkandia pergi ke Al-Madain.”

Fakta lainyang tak terbantahkan mengenai keberadaan Abdullah bin Saba adalah tulisan Dr.Sy’adiy Hasyimi dalam kitabnya yang berjudul Ibnu Saba’ Haqiqatun La Khayal.Buku ini memperkuat bahwa ajaran Syi’ah mempunyai beberapa kesamaan denganajaran Yahudi .dalam buku ini juga Dr. Sya’diy menjelaskan bagaimana ideologi Syi’ahmerasuki ajaran Syi’ah. dengan merujuk langsung dari kitab-kitab ulama Syi’ahdengan perkataan tentang kemaksuman imam-imam Syi’ah, di antaranya:

Pertama, percaya kepada Ismah (kesucian dari dosa)para imam dan menjadikan hadits-hadits yang berasal dari mereka benar, sekalipunsanadnya tidak bersambung dengan Nabi. (lihat Tarikhul Imamah, hal :158).

Kedua, karena imam dikalangan imamiah adalah ma’sum,maka tidak ada keraguan sedikitpun terhadap apa yang ia ucapkan (lihat TarikhulImamiah, hal: 140).

Ketiga, Al-Mamaqani berkata: “Semua hadits kamimutlak berasal dari imam yang ma’sum.” (lihat Tanhiqul Maqol, jilidI/17)

Jika kitarinci seluruh kejahatan Syi’ah terhadap Islam sungguh sangatlah panjang danlebar, namun demikian penulis mencoba meringkasnya untuk kehadapan pembacasekalian.

SyaikhulIslam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa asal setiap fitnah dan bencana adalah Syi’ahdan orang yang mengikuti mereka. Kebanyakan pedang yang menumpahkan darah kaummuslimin adalah dari mereka dan bersama mereka bersembunyi orang-orang zindiq.

Penganut Syi’ahmenganggap kaum muslimin lebih kufur dari Yahudi dan Nasrani hingga merekasaling bahu membahu bekerjasama dalam memerangi kaum muslimin dari zaman duluhingga sekarang. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan Sungguh kami kaummuslimin telah melihat apabila kaum muslimin diserang musuh kafir maka Syi’ahbersama mereka mengahdapi kaum muslimin.

Lihatlahkisah masuknya Hulaghu Khan (raja Tartar Mongol) ke negeri Syam tahun 658 H di manakaum Syiah menjadi penolong dan pembantu mereka yang paling besar dalammenghancurkan negara Islam dan menegakkan negara mereka, dan ini telahdiketahui dengan jelas dalam buku-buku sejarah khususnya di Iraq di manamenteri khalifah waktu itu yang bernama Ibnul Alqaamiy dan kaum Syiah menjadipembantu Hulaghu Khan dalam menaklukkan Iraq dan menumpahkan darah kaummuslimin yang tidak terhitung jumlahnya. Ringkas kejadiannya Ibnul Alqaamiyadalah seorang menteri pada khalifah Bani Abasiyah yang bernama Al Mu’tashimseorang Ahli Sunnah akan tetapi dia lengah dan tidak memperhatikan bahaya Syiahsehingga mengangkat seorang Syiah sebagai menterinya padahal menterinya initelah merencanakan makar busuk dalam rangka menghancurkan negaranya dan kaummuslimin serta menegakkan negara Syiah, ketika mendapat jabatan tinggi tersebutmaka dia memanfaatkannya untuk merealisasikan makarnya menghancurkan negaraIslam dengan melakukan tiga marhalah:

Pertama, melemahkan tentara muslimin denganmenghapus gaji dan bantuan kepada para tentara dan mengurangi jumlahnya. IbnuKatsir berkata: Menteri Ibnul Alqaamiy berusaha keras untuk menyingkirkan paratentara dan menghapus namanya dari dewan kerajaan. Pada akhir masa pemerintahanAl Muntashir  tentara kaum musliminmendekati jumlah seratus ribu tentara…dan dia terus berusaha menguranginyasehingga tidak tinggal kecuali sepuluh ribu orang tentara saja.

Kedua, menghubungi Tartar. Ibnu Katsir memaparkanbahwa dia menghubungi Tartar dan memotivasi mereka untuk merebut wilayah Islamserta mempermudah mereka untuk itu lalu dia menceritakan keadaan yangsesungguhnya dan menceritakan kelemahan-kelemahan para tokoh pemimpin Islam.

Ketiga, melarang orang memerangi Tartar dan menipu khalifah dan masyarakat Islam. Ibnul Alqaamiy melarang orang untuk memerangi Tartar dan menipu Khalifah dan para penasehatnya dengan mengatakan bahwa Tartar tidak ingin perang akan tetapi ingin membuat perjanjian damai dengan mereka dan meminta Khalifah untuk menyambut mereka untuk kemudian berdamai dengan memberi separuh hasil pemasukan negeri Iraq untuk Tartar dan separuhnya untuk khalifah. Lalu khalifah berangkat bersama tujuh ratus orang dari para hakim, ahli fiqih, amir-amir dan pembantu-pembantunya… lalu dengan tipu daya ini terbunuhlah khalifah dan orang yang bersamanya dari para panglima tentara dan prajurit pilihannya tanpa susah payah dari Tartar. Sedang orang-orang Syiah lainnya menasehati Hulaghu Khan untuk tidak menerima perdamaian khalifah dengan mengatakan bahwa kalau terjadi perdamaianpun tidak akan bertahan kecuali setahun atau dua tahu saja kemudian kembali seperti sebelumnya dan memotivasi Hulaghu Khan untuk membunuh khalifah, dan dikisahkan yang menyuruh membunuh kholifah adalah Ibnul Alqaamiy dan Nushair Ath Thusiy. Kemudian mereka masuk ke negeri Iraq dan membunuhi semua orang yang dapat dibunuh dari kalangan laki-laki, perempuan, anak-anak, orang jompo dan tidak ada yang lolos kecuali ahli dzimmah dari kalangan Nasrani dan Yahudi serta orang-orang yang berlindung kepada mereka dan ke rumah Ibnul Alqaamiy.

Al-HafidzIbnu katsir daalam kitabnya Al-Bidayah wa An-Nihayah menyebutkan bahwa pada317-339 Hijrih (929-952M) tentara Syi’ah Qurmuty dibawah komando Hamadan IbnAl-Shath Al-Qurmuty menyerang dan membunuh rombongan jamaa’h haji lalu kemudianmenyerang ka’bah. Mengambil Hajar Aswad kemudian memecahkannya menjadi delapanbagian. Menarik keluar Kisa’a Al-kabah dan memotongnya kepada banyak pecahankemudian dibagi kepada pengikutnya. Memusnahkan Mizab Al-kabah (saluran untukmenyalurkan air jika hujan turun di atas ka’bah) seluruh mayat jama’ah hajidibuang kedalam telaga Zam-zam.

Atas aksikeji ini khalifah Al-Muktadir Billah bersama delapan puluh ribu tentaramenyerang tiga ribu tentara Qurmutiah dan membunuh mereka. Disebutkan bahwadalam peristiwa tersebut ada sepuluh keluarga pengikut Qaramithah berhasilmelarikan diri ke Syiria kemudian ke jabal Arab. Salah satu dari sepuluh keluargatersebut adalah Al-Assad. Akibat tragedi berdarah ini dua puluh dua tahun kaummuslimin tak menunaikan ibadah Haji.

Di masa modern ini pun telah terjadi beberapa tragedi dalam pelaksanaan ibadah Haji di Makkah yang dipicu oleh ulah jama’ah Haji asal Iran. Pada 31 juli 1978 yang menewaskan 275 jiwa, 85 warga Arab Saudi dan 42 jama’ah asal Negara lain. Sebanyak 643 jiwa terluka mayoritas adalah jama’ah asal Iran.

Perseteruanantara wahabi dan syiah yang kini di wakilkan Arab Saudi dengan Iran sudahberlangsung lama.sejak Syech Muhammad Ibn Abdul Wahhab menyerukan dakwah tauhiddi Semenanjung Hijaz. Di mana wahabi pernah menghancurkan bangunan makam yangdikultuskan termasuk diantaranya adalah makam ulama Syi’ah Al-Baqi pada tahun1925. Buntut dari peristiwa ini membuat pemerintah dan rakyat Iran yangmayoritas beragama Syi’ah marah. Pemerintah Iran menyerukan penggulingankerajaan Saudi Arabia dan melarang warganya berhaji pada 1925.

Pada tahun1943 pemerintah kerajaan Arab Saudi memenggal leher seorang jama’ah Haji asalIran karena tertangkap membawa kotoran manusia kedalam Masjidil Haram, tak ayalperistiwa ini pun membuat hubungan Saudi dan Iran semakin tegang. Iran protesdan melarang warganya berhaji pada 1948.

Berbekaltitah dari Ayatullah Khomeini pada tahun 1971 jama’ah Haji asal Iran menggelardemontrasi terhadap pemerintah Arab Saudi dengan tema “Menjaga jarak denganPara Musyrikin.”

Juma’t 31Juli 1987 kemelut kembali terulang. Pemicunya adalah aksi pawai protes jama’ahhaji asal Iran menentang musuh Islam yaitu Israel dan Amerika Serikat di Makkahketika sampai di depan Masjidil Haram para pemerotes dilarang masuk olehpetugas keamanan kerajaan, namun para pemerotes tetap berusaha masuk hinggabentrokan berdarah tak dapat dihindari. Ekses dari peristiwa ini keteganganantara Arab Suadi dan Iran kembali terjadi, Arab Saudi membatasi kuota jama’ahhaji untuk Iran.

Dan yangterkini adalah tragedi Mina yang terjadi pada musim haji tahun 2015. Kuatdugaan tragedy Mina adalah makar Iran untuk menjatuhkan pamor Saudi dimatadunia. Hal ini terlihat dari reaksi Iran yang begitu keras terhadap tragedi inibahkan Iran menuntut agar penyelenggraan haji tidak di manage oleh Saudisaja. Tragedi Mina terjadi ditengah tegangnya hubungan Saudi dengan Iran karenakonflik Yaman. Dimana Saudi menjadi inisiator koalisi Negara Negara Arab untukmenyerang milisi Syi’ah Houtsi dukungan Iranyang memberontak kepada pemerintahYaman.

Sumbersumber terpercaya menyebutkan bahwa tragedi Mina terjadi akibat ulah Jama’ahhaji asal Iran yang usai melempar jumroh tidak keluar melalui jalur yangsemestinya. namun keluar melalui jalur masuk jama’ah lain hingga terjadilahaksi desak-desakan hingga menewaskan ratusan jama’ah terbanyak adalah jama’ahIran.

Analisis-analisisSunni menyebutkan ada beberapa kejanggalan dalam tragedi Mina yang semakinmemperkuat dugaan semuanya adalah bydesign. Diantaranya adalah tragedi Mina terjadi disaat jumlah jama’ah hajiyang relative sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu 2 jutaan karenaadanya proyek perluasan Masjidil Haram. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnyajumlah jama’ah berkisar 4 jutaan namun tidak terjadi apa-apa. Secara logikatentu memenage jama’ah 2 jutaan jauh lebih mudah dari 4jutaan. Apalagi setiaptahunnya Saudi selalu mengadakan evaluasi dan peningkatan layanan ibadah haji.

Indikasilain yang semakin memperkuat tragedi Mina adalah by design yaitu sepuluh Zulhijjah memiliki makna ediologistersendiri bagi kaum Syi’ah. dalam tarikh disebutkan bahwa tahun delapan hijrahturun perintah haji. Kemudian pada tahun Sembilan hijrah Rasul mengutus AbuBakar dan para sahabat pergi haji. Karena masih ada orang-musyrik yang berhajidan thawaf sambil telanjang dan sibuk menerima delegasi dari berbagai sukuRasul baru berhaji pada tahun 10 hijrah. Konon tahu 9hirah disebut dengan Aamulwufud, yaitu tahun datangnya berbagai delegasi untuk bertanya Islam.

Rasulullahmeminta kepada Abu Bakar bersama sejumlah sahabat untuk mengumumkan dua urusanpenting; pertama, setelah tahun ini tidak boleh ada lagi orang musyrik yangpergi haji. Kedua; tidak boleh lagi thawaf dalam keadaan telanjang.

Ketika ituturunlah surat at-Taubah yang isinya membatalkan semua perjanjian dengan kaummusyrikin Arab ketika itu.

Kalangan Syi’ahberpendapat bahwa yang berhak mengumumkan keputusan Nabi di Mina adalah Alibukan Abu Bakar, Syi’ah menuduh Abu Bakar telah merampas wewenang Ali.Karenanya kebencian Syi’ah terhadap Abu Bakar begitu kuat. Maka moment 10 Zulhijjahsering digunakan oleh jama’ah haji Iran untuk berdemontrasi. Mereka menyebutnyamuzoharah baroah, yaitu demontrasi berlepas diri dari kemusyrikan. Subtansidari muzhoharah baroah tersebut ialah berlepas diri dari Abu Bakar, Umar binKhatab serta pengagungan terhadap Ali dan Husein. Tak heran talbiyahjama’ah haji Iran bukan Labbaika Allhumma Labbaik, melainkan Labbaikayaa Husein.

Beberapa indikasi diatas mempekuat dugaan bahwa Syi’ah bermain dalam tragedi Mina musim haji 2015. Wallahu ‘alam!

Fajri

*Penulis adalah Kepala MAS Pesantren Imam Syafii Sibreh Aceh Besar.

Editor: Khairil Miswar

Ilustrasi: Medium.com

No comments:

Post a Comment