Lecehkan Nabi Muhammad, Seorang Guru di Prancis Mati Ditikam - bagbudig

Breaking

Friday, October 16, 2020

Lecehkan Nabi Muhammad, Seorang Guru di Prancis Mati Ditikam

Seorang guru sejarah sekolah menengah di Prancis ditikam sampai mati di dekat sekolah di mana awal bulan ini dia telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad, yang dianggap menghujat umat Islam, kata pejabat Prancis pada hari Jumat (16/10).

Penyerang kemudian ditembak mati oleh patroli polisi tidak jauh dari lokasi serangan pada Jumat sore, di daerah pemukiman di pinggiran barat laut Paris.

“Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada wartawan di tempat serangan itu.

“Rekan kami diserang secara kejam, menjadi korban serangan teroris Islam,” kata Macron. “Mereka tidak akan menang … Kami akan bertindak tegas, dan cepat.”

Insiden itu telah memantik memori serangan lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo. Majalah itu menerbitkan karikatur Nabi Muhammad yang menimbulkan pertentangan dan masih menimbulkan masalah dalam masyarakat Prancis.

Pembunuhan hari Jumat, dengan menargetkan seorang guru, ditafsirkan oleh banyak tokoh publik sebagai serangan terhadap esensi kenegaraan Prancis, dengan nilai-nilai yang dianutnya adalah sekularisme, kebebasan beribadah, dan kebebasan berekspresi.

“Malam ini, Republik yang diserang,” tulis Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer dalam tweet.

Korban serangan hari Jumat menderita beberapa luka pisau di leher, menurut seorang perwakilan polisi. Salah satu sumber penegak hukum mengatakan bahwa guru tersebut telah dipenggal dalam serangan itu.

Penyiar Prancis BFMTV melaporkan bahwa tersangka penyerang berusia 18 tahun dan lahir di Moskow. Petugas penegak hukum tidak menyebutkan nama penyerang, atau korbannya.

Sumber polisi mengatakan bahwa saksi telah mendengar penyerang berteriak “Allahu Akbar”, atau “Tuhan Yang Maha Besar”.

Serangan terjadi di jalan di depan sekolah menengah tempat korban bekerja, di pinggiran kota Conflans Sainte-Honorine. Daerah tersebut merupakan lingkungan kelas menengah dengan banyak penduduk yang pulang pergi bekerja di Paris.

Menurut laporan media Prancis, guru yang terbunuh itu awal bulan ini telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswanya sebagai bagian dari pelajaran kewarganegaraan.

Sebuah berkas Twitter yang diposting pada 9 Oktober berisi video seorang pria yang mengatakan putrinya, seorang Muslim, adalah salah satu murid di kelas, dan bahwa dia terkejut dan kesal dengan tindakan guru tersebut.

Pria dalam video tersebut mendesak pengguna Twitter untuk mengadu kepada pihak berwenang dan meminta postingan guru tersebut dihapus. Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen.

Prancis selama beberapa tahun terakhir telah mengalami serangkaian serangan kekerasan oleh militan Islam, termasuk pembunuhan Charlie Hebdo 2015, pemboman dan penembakan pada November 2015 di teater Bataclan dan situs-situs di sekitar Paris yang menewaskan 130 orang.

Kurang dari sebulan lalu, seorang pria asal Pakistan menggunakan pisau daging untuk menyerang dan melukai dua orang yang sedang merokok di luar kantor tempat Charlie Hebdo bermarkas pada saat serangan 2015.

Masalah kartun tersebut telah dimunculkan kembali bulan lalu ketika Charlie Hebdo memutuskan untuk menerbitkannya kembali bertepatan dengan dimulainya persidangan terkait serangan 2015.

Al-Qaeda, kelompok militan Islam yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, mengancam akan kembali menyerang Charlie Hebdo jika menerbitkan ulang kartun tersebut.

Majalah itu mengatakan bulan lalu bahwa mereka menerbitkannya untuk menegaskan haknya atas kebebasan berekspresi, dan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak akan diam oleh serangan kekerasan. Pendirian itu didukung oleh banyak politisi dan tokoh masyarakat Prancis terkemuka.

Menanggapi serangan hari Jumat di luar sekolah, Charlie Hebdo menulis di akun Twitter-nya: “Intoleransi telah melewati ambang batas baru dan tampaknya tidak memberikan dasar apa pun dalam memaksakan terornya ke negara kita.”

Sumber: Reuters

Terjemahan bebas Bagbudig

No comments:

Post a Comment