Klarifikasi Istiarsyah Iskandar Soal Postingan Aceh World Time - bagbudig

Breaking

Friday, July 31, 2020

Klarifikasi Istiarsyah Iskandar Soal Postingan Aceh World Time

Tulisan berikut adalah klarifikasi dari Saudara Istiarsyah Iskandar terkait postingan video IG dari akun Aceh World Time.

Hari Rabu (29/07/2020), saya dan keluarga melakukan perjalanan pulang kampung dari Bireuen menuju Sungai Raya, Aceh Timur. Saat itu kami singgah untuk menunaikan shalat Zuhur di sebuah masjid di Alue Bili, Kec. Baktya Utara. Ini bukan yang pertama kali kami singgah di masjid tersebut, tapi sudah beberapa kali. Kami sering singgah untuk shalat dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan, dan bahkan sering menikmati jajanan buah jambu biji yang dijual di seputaran masjid.

Saat kami singgah untuk melakukan shalat Zuhur, anak saya mengangkat celengan kayu berwarna hijau yang ternyata celengan itu kuncinya sudah rusak dan di dalamnya ada sejumlah uang. Lalu istri saya berkata “Bang celengnya ini udah rusak, masukkan aja uangnya ke dalam celeng lain biar aman.” Lalu saya dan putri saya memasukkan uang itu ke dalam celeng yang satunya lagi.

Setelah selesai, saya minta anak saya untuk meletakkan celengan yang rusak ke belakang mimbar dengan tujuan agar orang-orang yang akan bersedekah nanti tidak memasukkan ke celengan yang rusak tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Telepon berdering sekitar pukul 23.37 malam dari Arrazi, sahabat saya. Saya bangun dari tidur dan mengangkat teleponnya. Dia bertanya “Pue na neu teupu berita? (Berita apa yang kamu tau?).” Saya menjawab “Hana troh berita sapu pih” (Gak ada berita apa-apa pun).” Lalu sahabat saya menceritakan berita yang beredar dan mengirimkan link berita dari sebuah akun IG @Acehworldtime dengan judul == Diduga seorang ayah mengajari anaknya untuk mencuri kotak amal masjid== lengkap dengan video aktivitas yang saya lakukan.

Saya mengucapkan istighfar sambil menjelaskan kronologis kejadian kepadanya. Saat itu kami tidur di ruang tamu, lalu istri, mamak, dan adik saya pun terbangun dan terkejut dengan berita yang tidak benar. Mata kami tidak lagi bisa terpejam sampai terbit fajar, begitu juga dengan istri saya tidak berhenti menangis.

Berita itu terus beredar sampai terakhir saya lihat telah mendapat like sebanyak 3.677 dari netizen. Ini sungguh angka yang luar biasa yang mungkin telah ditonton bukan saja oleh warga Aceh namun juga di luar Aceh.

Pesan masuk ke HP saya dari teman-teman yang memberi semangat dan sabar atas kejadian ini menjadi “peulepi hati” di saat-saat seperti ini. Sanggahan demi sanggahan dari teman-teman saya di IG membantah berita itu, dan akhirnya pada tanggal 31/07/2020 pukul 06.20 @Acehworldtime mengirim pesan ke IG saya dengan kalimat “Assalamu’alaikum pak. Kami dari tim @Acehworldtime sangat meminta maaf sebesar-besarnya atas kelalaian kami dalam memeriksa kebenaran video tersebut.” Berita tentang saya di akun @Acehworldtime telah dihapus.

Alhamdulillah setelah berita itu dihapus di IG, hati saya dan keluarga merasa lega, namun ini tidak bertahan lama. Akun youtube atas nama Syerry Quxy mengupload berita yang sama, namun dengan judul berbeda yang sama menyakitkan ==Pencurian di Masjid Alue Bili Rayeuk, Baktiya, Aceh Utara. Satu Keluarga== dan telah ditonton sebanyak 4.104 dan 13 likes.

Sanggahan pun berdatangan dari para sahabat yang mengenal diri saya. Hingga terakhir pukul 14.45 video ini berstatus “this video has been removed by uploader”. Sampai sekarang dari pihak pemilik akun youtube atas nama Syerry Quxy tidak ada permintaan maaf dan klarifikasi kepada saya.

Ini adalah pencemaran nama baik saya dan keluarga. Tekanan batin istri, ibu, dan keluarga yang sampai saat ini masih mengguncang mental dan psikologis mereka. Bukan hanya itu, tapi ini juga pencemaran nama baik saya sebagai seorang pendidik generasi bangsa, nama baik instansi tempat saya bekerja.

Saya adalah guru anak-anak berkebutuhan khusus yang sekarang dipercayakan memimpin sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah Bireuen.

Saya adalah seorang ayah dari anak-anak yang tidak mungkin saya mengajarkan mereka untuk mencuri uang celengan masjid, malah sebaliknya saya mengajarkan mereka untuk mencintai masjid dan jama’ah, serta menyisihkan sebagian jajan mereka untuk membantu pembangunan masjid.

Para guru, saudara, dan sahabatku yang tidak mungkin saya sebut satu persatu. Terima kasih telah bersama saya pada saat keadaan seperti ini. Terima kasih telah telah menyanggah berita-berita yang tidak benar yang telah menyudutkan saya. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Allah beri kemudahan di setiap urusan.

Aamiin yaa Rabba’alamiin.

Diedit seperlunya oleh Bagbudig.com

Ilustrasi: watercolourworld

No comments:

Post a Comment