Sosmed dan Etika Berilmu - bagbudig

Breaking

Saturday, May 9, 2020

Sosmed dan Etika Berilmu

Oleh: Muhammad

Di era kemajuan zaman yang semakin tak terbendung serta arus globalisasi yang begitu deras, kedudukan etika dan moral sangatlah urgensif dalam membentuk karakter kepribadian seseorang.

Era digitalisasi yang canggih membuat semua wajah bebas mengekspresikan diri di alam maya, tanpa adanya bendungan yang berarti. Bahkan tak ayal terkadang munculnya beragam macam sikap krisis moral dan etika yang bisa kita jumpai di jagat media sosial. Seperti halnya pelecehan, hujatan, hingga konten tak senonoh yang tidak layak sama sekali.

Dangkalnya wawasan dan pengetahuan bisa menjadi salah satu pemicu yang menyebabkan munculnya sikap apatis tersebut. Terlebih mereka yang buta agama dan pemuja sensasi duniawi. Pada dasarnya, etika dan ilmu adalah sebuah formulasi sepadan dalam membentuk karakter jiwa manusia yang sesungguhnya. Dua elemen penting yang tak dapat dipisahkan, sebagaimana etika itu tanpa ilmu rasanya cacat, dan ilmu tanpa etika maka akan “gelap”.

Beragam fenomena baru-baru ini menjadi bukti bahwa moralitas dan etika dalam diri manusia mulai sedikit memudar secara tidak terasa, misalkan konten ibadah shalat yang dijadikan lelucon, aksi youtuber yang tak wajar, menghujat ulama hanya karena berbeda sudut pandang hingga berbangga diri dengan konten-konten yang tak pantas sama sekali.

Memfatwakan seseorang yang demikian dengan label tanpa ilmu rasanya mustahil di era kosmopolitan nan berkemajuan seperti saat ini, walaupun sebutir ‘zarrah’ ilmu tetaplah ilmu yang menghadirkan manfaat dalam ruang berpikir dan bertindak. Terlebih masa sekarang yang terkenal dengan istilah “dunia daring” (dalam jaringan), yang dapat memudahkan semua pihak dalam mengakses luasnya informasi dan edukasi ilmu dalam waktu yang tak terbatas.

Dalam ajaran Islam, keberadaan nilai etika dan adab memiliki derajat yang tinggi. Bahkan kedudukannya berada di atas kedudukan ilmu itu sendiri. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy: “Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari suatu ilmu.”

Hal ini menegaskan adab dan etika memiliki kedudukan  yang lebih penting ketimbang ilmu. Sebab adab merupakan dasar bagi manusia untuk membentuk karakter dan membatasi perilaku. Artinya bahwa adab akan menjadikan seseorang mampu membedakan hal baik dan benar. Sehingga dapat menggunakan ilmunya dengan sebaik-baiknya. (*)

Jumat, 8 Mei 2020

Editor: Khairil Miswar

Ilustrasi: tashindigitech

No comments:

Post a Comment