Arab Saudi Tidak Pernah Menjadi Koloni Eropa - bagbudig

Breaking

Saturday, May 30, 2020

Arab Saudi Tidak Pernah Menjadi Koloni Eropa

Oleh: Tommy Hilton

Film dokumenter “History 101” Netflix mendapat kecaman karena mengatakan Arab Saudi memperoleh kemerdekaan pada tahun 1932. Kekeliruan ini menyiratkan bahwa Arab Saudi telah berada di bawah kekuasaan kolonial hingga tahun tersebut.

Dalam episode kelima dari seri “Minyak dan Timur Tengah,” narator mengatakan, “Arab Saudi telah merdeka sejak 1932,” sebelum menggambarkan bagaimana Suriah dan Lebanon membebaskan diri dari pemerintahan kolonial Prancis pada tahun 1946.

Padahal, tidak seperti kebanyakan negara Timur Tengah, Arab Saudi justru tidak pernah menjadi koloni Eropa.

Raja Abdul Aziz pada tahun 1930

Pembentukan Kerajaan Arab Saudi

Raja Abdulaziz ibn Saud mendeklarasikan dasar Kerajaan Arab Saudi pada 23 September 1932.

Deklarasi tersebut adalah puncak dari proses ekspansi dan konsolidasi di Semenanjung Arab yang dipimpin oleh Raja Abdulaziz, dimulai dengan penaklukannya kembali ke ibukota leluhur keluarga Al Saud, Riyadh pada tahun 1902.

Pada tahun 1915, Raja Abdulaziz – saat itu Amir Najd – menandatangani perjanjian perlindungan dengan Inggris yang menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut pada saat itu. Namun demikian, wilayah Saudi tidak pernah menjadi koloni formal yang kemudian memperoleh kemerdekaan dari kekuasaan Eropa, seperti digambarkan oleh film dokumenter Netflix.

Sebaliknya, pada tahun 1927 Abdulaziz telah menjadi Raja Hijaz-Nejd, setelah memperluas kekuasaan Arab Saudi di Hejaz dan menyatukannya dengan wilayah lain di Arab termasuk al-Ahsa yang saat ini sebagian besarnya menjadi wilayah Arab Saudi. Pada tahun yang sama, Inggris mengakui kemerdekaan Arab Saudi sepenuhnya dari pihak mereka dalam Perjanjian Jeddah.

Deklarasi 1932 Arab Saudi menyatukan Kerajaan ganda ini menjadi satu monarki dan mengubah nama negara menjadi Kerajaan Arab Saudi. Raja Abdulaziz memerintah Kerajaan sampai kematiannya pada tahun 1953 dan ia digantikan oleh putranya Saud.

Kesalahan Lain

Episode Netflix juga dituduh tidak akurat dalam sejarah lainnya.

Acara itu menyatakan bahwa minyak pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 1938. Hal ini mengabaikan fakta bahwa sebuah sumur minyak telah lebih dulu ditemukan di Jabal Dukhan, Bahrain, pada tahun 1931.

Di Twitter, insinyur perminyakan Arab Saudi Al Mohannad al-Hashboul mengkritisi terkait akurasi sejarah acara tersebut.

“Saya baru saja menontonnya, bersama dengan interpretasi politik yang salah, episode itu gagal menyebutkan fakta mendasar seperti Bahrain sebagai negara Teluk Arab pertama yang menemukan minyak, bukan Kuwait dan Saudi, “tulisnya.

“History 101” berisi 10 episode yang mengeksplorasi berbagai topik sejarah dan ditayangkan perdana di Netflix pada 22 Mei.

Sumber tulisan dan foto: Al Arabiya

Terjemahan bebas Bagbudig.com

No comments:

Post a Comment