Wabah Corona dan Kode Berbahaya Angka 20 - bagbudig

Breaking

Sunday, March 15, 2020

Wabah Corona dan Kode Berbahaya Angka 20

Oleh: Fajri

Mengawali tahun 2020 dunia dikagetkan dengan wabah virus Corona yang menyerang beberapa kota di China secara sangat kejam dan mematikan. Belum selesai menginfeksi China, Corona menjalar dengan begitu cepat menginfeksi sejumlah besar Negara lain di dunia.

Negara kedua yang menjadi korban kebengisan Corona adalah Negeri Pizza Italia di benua Eropa. Setelah China dan Italia Corona terus menjangkiti negara negara lain. Iran menjadi negara dengan korban ketiga terbanyak Corona, bahkan elit-elitnya pun tak bisa berlindung dari kekejaman Corona sehingga menjadi korban.

Wabah 100 Tahunan dan Kode Bahaya Angka 20


Wabah semacam Korona yang menginfeksi dunia hari ini sebenarnya bukanlah barang baru, wabah semacam ini juga telah menginfeksi nenek moyang dan leluhur ummat manusia zaman dahulu.

Mengutip berbagai sumber disebutkan bahwa wabah hebat atau tha’un al-a’zhim menyerang kota Marseille Prancis pada 1720 menewaskan seratus ribu orang. Kemudian tepat satu abad setelah itu yaitu pada 1820 wabah kolera memukul hebat beberapa negara di Asia Tenggara yaitu Thailand, Indonesia dan Filiphin dengan korban seratus ribu lebih.

Satu abad setelah wabah kolera tepatnya pada 1920 dunia kembali diguncang dengan virus flu H1N1 atau lebih dikenal dengan flu Spanyol yang telah mengalami mutasi genetik sehingga jauh lebih berbahaya dari virus biasa.

Virus flu H1N1 mula-mula menginfeksi Spanyol kemudian menjalar ke seluruh dunia dan memakan korban sampai 500 juta orang. Dan hari ini 2020 satu abad setelah 1920 ummat manusia di berbagai belahan bumi kembali diserang oleh wabah mematikan yaitu virus Corona yang sampai saat ini telah menginveksi 113 negara dengan jumlah kasus 118.596 selama dua bulan semenjak wabah ini menginfeksi pertama kali kota Wuhan China.


1720, 1820, 1920, 2020, angka 20 dari setiap abad menjadi pertanda wabah bakal menyerang ummat manusia. Namun tak ada satu pun yang memiliki interpretasi yang bisa dijadikan pegangan karena bukan firman Tuhan dan bukan juga sabda Nabi.

Teladan Abbasiyah dalam Menghadapi Wabah

Imam Ibnu Katsir meriwayatkan sebuah tragedi bencana wabah menular pada tahun 478 Hijriah bertepatan dengan tahun 1085 Masehi era Kekhalifahan Abbasiyah. Kala itu sejumlah wilayah Abbasiyah diinfeksi demam dan wabah yaitu Iraq, Syam dan Hijaz. Disebutkan bahwa wabah tersebut bisa menyebabkan kematian tiba-tiba.

Tak hanya menginfeksi manusia namun juga hewan-hewan. Stok daging dan susu menjadi krisis. Dan di saat yang sama, umat Islam diuji dengan merebaknya pengikut Syiah yang banyak melakukan aksi teror sehingga mengakibatkan terbunuhnya banyak manusia.

Kemudian, pada bulan Rabiul Awwal di tahun yang sama, muncul angin yang penuh debu hitam yang membawa pasir. Bahkan pohon-pohon seperti pohon kurma menjadi tumbang. Angin tersebut datang diiringi suara yang memekakkan telinga sehingga umat manusia sempat mengira bahwa dunia telah kiamat.

Saat-saat genting dan mencemaskan itu, Khalifah Al-Muqtadi Billah mengeluarkan perintah kepada gubernur dan seluruh rakyat setelah melakukan ikhtiar pengobatan dan upaya-upaya klinis lainnya, supaya menegakkan amar ma’ruf dan sama-sama mencegah kemungkaran di setiap desa dan kota, kemudian mengadakan agenda menghancurkan tempat-tempat maksiat, membuang khamr dan mengusir pemuka-pemuka maksiat besar ke pengasingan.

Setelah perintah itu dilaksanakan, wabah mematikan itu menghilang.

Selayaknya pemimpin muslim meneladani khalifah Al-Muqtadi Billah dalam menangani wabah Corona. Dalam artian menangani wabah ini tidak cukup hanya dengan upaya-upaya klinis tetapi juga melakukan upaya ilahiyah. Boleh jadi mujarab.

Apa yang Harus Dilakukan?

Seorang muslim tak sepatutnya bergantung kepada teori-teori dan materi-materi duniawi saja lalu mengabaikan begitu saja petunjuk-petunjuk Islam dalam menghadapi wabah Corona yang menyerang ummat manusia hari-hari ini.

Seharusnya setiap muslim dalam masa-masa sulit akibat wabah ini selalu bersandar kepada Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta mengharap pertolongannya, kemudian berupaya melakukan upaya pencegahan sesuai arahan para ahli.

Semoga rahmat dan pertolongan Allah meliputi kita semua, dan wabah mematikan ini segera berlalu.

Editor: Khairil Miswar

Ilustrasi: hitc.com

No comments:

Post a Comment