Majalah Pandji Masjarakat dan Modernisme Islam - bagbudig

Breaking

Tuesday, February 11, 2020

Majalah Pandji Masjarakat dan Modernisme Islam

Oleh: Khairil Miswar

Pandji Masjarakat adalah majalah kebudayaan dan pengetahuan Islam yang digagas oleh Hamka, Faqih Usman, Jusuf Abdullah Puar dan M. Joesoef Ahmad. Panji Masjarakat terbit pertama kali pada 15 Juni 1959 di Jakarta.

Pada saat itu muncul gelora dari sejumlah penulis Muslim Indonesia untuk fokus dalam dunia kepengarangan guna memberi pencerahan kepada masyarakat di tanah air yang sedang disibukkan dengan soal-soal kepartaian dan parlemen. Dalam kondisi itulah beberapa penulis besar seperti Hamka menggagas lahirnya Pandji Masjarakat sebagai media yang bisa menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi publik.

Faktor lainnya yang turut mendorong lahirnya majalah ini adalah kondisi dunia jurnalistik Indonesia yang telah disusupi oleh paham-paham materialisme dan juga pikiran-pikiran yang menentang keesaan Tuhan. Dalam kondisi inilah, Pandji Masjarakat hadir sebagai sebuah upaya menyirami ketandusan dan kegersangan bacaan umat Islam di tanah air.

Para penggawa Pandji Masjarakat sebagiannya adalah penulis-penulis senior yang telah dikenal sejak zaman kolonial seperti Hamka dan juga para jurnalis yang pernah terlibat dalam Majalah Panji Islam dan Majalah Pedoman Masjarakat di masa pergerakan kemerdekaan.

Pada masa pertama diterbitkan, Pandji Masjarakat hanya beredar dua kali dalam sebulan dan terus diupayakan untuk bisa terbit tiga kali sebulan dan akhirnya sampai bisa menjadi majalah mingguan.

Pandji Masjarakat Edisi Pertama

Sebagaimana diakui oleh tim redaksi yang dipimpin Hamka, Pandji Masjarakat mempertegas diri sebagai majalah kebudayaan dan pengetahuan Islam yang membawa spirit modernisme Islam. Pandji Masjarakat bertujuan memperjuangkan Islam secara modern dari serangan materialisme dan ateisme yang sedang mekar ketika itu.

Secara lebih tegas, Pandji Masjarakat akan membawa suara reformasi dan modernisasi sebagaimana digelorakan oleh Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Amir Sjakib Arselan, Muhammad Iqbal, Rasjid Ridha, Abdul Kalam Azad, Ahmad Dahlan dan Ameer Ali.

Pengantar Redaksi

Pandji Masjarakat juga akan memberi andil bagi perjuangan untuk melepaskan Islam dari kebekuan berpikir dan menyeseuaikannya dengan perkembangan modern.

Sumber: Majalah Pandji Masjarakat, No. 1, Tanggal 15 Juni 1959.

No comments:

Post a Comment