Oleh: Khairil Miswar
Pada tahun 1946, Hasbi Ash-Shiddiqiey telah berhasil menyusun sebuah naskah buku kecil dengan tajuk “Ilmu Pertahanan Negara dan Kemiliteran dalam Islam.” Penulisan buku ini diselesaikan Hasbi satu tahun pasca kemerdekaan Indonesia.
Buku “Ilmu Pertahanan Negara dan Kemiliteran dalam Islam” sengaja ditulis oleh Hasbi guna membantah pernyataan dan tuduhan dari penulis-penulis Barat masa itu yang memojokkan Islam sebagai agama yang ditegakkan dengan pedang dan kekerasan. Oleh sebagian penulis Barat, Islam digambarkan sebagai agama yang mencintai perang.
Karena tidak bisa menerima tuduhan-tuduhan semacam itu, Hasbi lantas menyusun buku ini sebagai bantahan. Hasbi sendiri dikenal sebagai salah seorang intelektual Muslim modernis paling produktif di Indonesia.
Dengan merujuk pada beberapa kitab tafsir, hadits, fiqih, tarikh dan lughah, Hasbi dengan cukup cermat mengulas berbagai persoalan kemiliteran dan pertahan negara dalam perspektif Islam, semisal jihad, peperangan dalam Islam, pertahanan negara, undang-undang perang, hukum fiqih sekitar peperangan, adab perang dan persoalan bughah (pemberontakan).
Buku menarik karya Hasbi ini diterbitkan penerbit Bintang Bulan asuhan Amelz pada 1954. Buku ini terbilang cukup diminati di masanya sebagai salah satu referensi untuk membantah argumen-argumen penulis Barat yang dilanda Islamofobia.
Anehnya, di Aceh, tempat Hasbi dibesarkan, justru masih ada sebagian oknum tradisionalis yang menuduh Hasbi Ash-Shiddiqiey sebagai “orang bodoh” dan tidak mampu i’rab basmalah?
Tentunya tuduhan-tuduhan itu tidak perlu dibantah, sebab pada saat para penuduh masih bingung dengan bab thaharah, pada tahun 1946, Hasbi justru sudah melangkah jauh. Dia sudah bicara persoalan kemiliteran dalam Islam pada saat oknum-oknum tradisionalis masih mempersoalkan qunut Subuh.
Foto: Buku Koleksi Khairil Miswar.
No comments:
Post a Comment