Dakwah dan Ukhuwah - bagbudig

Breaking

Friday, February 7, 2020

Dakwah dan Ukhuwah

Melipat Hasrat, Menyimpan Siasat; Agar Perselisihan Dakwah Tidak Mengoyak Ukhuwah

Penulis             : Roni Haldi Alimi

Penerbit           : Gaza Library Publishing

Cetakan           : Cetakan I, September 2019

Tebal               : xii + 208 halaman

ISBN               : 978-623-91249-2-2

Oleh: Khairil Miswar

Manusia adalah makhluk sosial. Pernyataan ini bukan sekadar klaim teoritik, tapi kebenarannya dapat dengan mudah ditemukan dalam realitas kehidupan. Adalah fakta bahwa manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya dalam kesendirian. Seorang manusia butuh kepada orang lain dan dalam waktu bersamaan dia juga dibutuhkan oleh orang lain. Hubungan antarmanusia saling mengikat, saling bergantung dan saling melengkapi satu sama lain.

Terjalinnya hubungan baik antarmanusia akanmenciptakan kehidupan sosial yang harmonis, saling membantu dan salingmenghargai. Demi terbinanya kehidupan yang aman dan nyaman, maka ukhuwah adalahsebuah keniscayaan. Dalam hal ini seorang muslim dituntut untuk senantiasamenjaga ukhuwah Islamiyah (sesama muslim), Ukhuwah Wathaniyah (sesama warganegara) dan juga Ukhuwah Basyariah (sesama manusia).

Buku yang ditulis Roni Haldi ini secara umum berisinasihat dan pesan-pesan dakwah tentang bagaimana seharusnya ukhuwah itudirajut, khususnya ukhuwah dalam gerakan dakwah. Sebagaimana diketahuikemunculan gerakan dakwah di tanah air yang hampir tak terbilang banyaknyakerap kali menimbulkan perselisihan dan juga ketegangan-ketegangan antarkelompok. Sikap saling tuding dan tuduh seolah sudah menjadi pemandangan yanglazim. Padahal, gerakan dakwah sebenarnya adalah salah satu pilar untukmembangun ukhuwah, bukan justru menjadi medium untuk berselisih.

Dalam menyerukan dakwah seharusnya dilakukan dengancara-cara hikmah dan bijaksana agar pesan-pesan dakwah bisa diterima. Dalambuku ini, penulis mengutip kisah Nabi Muhammad ketika menyampaikan dakwahkepada kaumnya.

“Pada saat seruan dakwah beliau disepelekan takdidengar, malah ditunjuk pula ujaran beliau sebagai bualan pembohongbelaka.  Bahkan di saat yang lain dicapsebagai tukang sihir dan si gila hilang akal…” (halaman 73).

Dari kutipan ini penulis hendak menegaskan bahwahinaan dan cacian yang diterima Nabi ketika berdakwah sungguh besar, tapibeliau tetap bersabar. Hinaan ini tentu tidak sebanding dengan tantangan yangditerima oleh para pendakwah masa kini.

“Kebencian jika ditanam, dipupuk dan dipelihara,maka akan mengakar sulit untuk dikerdilkan apalagi dihilangkan. Benci itu mampumenyumbat akal sehat, terhalang berpikir jernih menutup seluruh alasan latarbelakang.  Orang yang membenci akan terusdidorong-dorong hati dan diri agar memandang dan memberi nilai sesuatu sesuaipendangan mata kebencian” (halaman 135).

Seorang muslim dituntut agar tidak memelihara kebencian terhadap sesama karena kebencian dapat merusak ukhuwah yang seharusnya dipupuk. Kebencian juga dapat menyebabkan seseorang berlaku tidak adil terhadap saudaranya. Tidak hanya bagi muslim awam, terkadang kebencian juga melanda sosok-sosok yang alim sehingga sikap tawadhunya menjadi hilang. Untuk melaksanakan dakwah yang efektif sudah semestinya segala bentuk kebencian dihilangkan.

“Untuk bersaudara berpadu satu, tidak harus terlahirdari rahim ibu yang sama. Cukup keimanan dan keislaman yang mempersaudarakankita. Perbedaan itu sebuah keniscayaan. Namun persamaan untuk kita berpadu jauhlebih banyak. Persamaan dan perpaduan di bawah naungan tauhid, Islam dan iman.Tidak ada perkara yang lebih agung dari tiga perkara ini” (halaman 142).

Dalam paragraf ini penulis mencoba menekankan bahwakunci dari terbinanya ukhuwah Islamiyah adalah tauhid, iman dan Islam. Seorangmuslim, khususnya kader gerakan dakwah harus mampu menghilangkan segalaperbedaan dan mencari persamaan agar fondasi ukhuwah tetap kukuh berdiri.Setiap gerakan dakwah tentunya memiliki pola dan metode yang berbeda dalammelakukan aktivitasnya. Dengan demikian sikap saling memahami dan menghargaiharus didahulukan agar tidak terjadi benturan antargerakan.

Buku ini ditulis denga bahasa yang cukup sederhanadan renyah sehingga bisa dikonsumsi oleh setiap kalangan, tidak saja bagigerakan dakwah, tetapi juga bagi masyarakat umum. Pesan-pesan dalam buku inisangat penting guna menumbuhkan sikap saling menghargai dan saling mendukungdalam pergerakan dakwah. Kelebihan lainnya, buku ini ditulis oleh seorangpraktisi dakwah (dai) yang cukup dikenal di daerahnya. Istimewanya lagi,penulis buku ini adalah lulusan Universitas Al-Azhar Mesir yang memahami betulseluk-beluk dakwah Islamiyah.Satu-satunya kekurangan buku ini adalah terkaitpenggunaan referensi. Buku ini tidak secara detail menyebutkan referensi darisetiap kutipan. Dan sayangnya lagi di bagian akhir buku juga tidak dilengkapidengan daftar pustaka sehingga kutipan-kutipan tersebut sulit diverifikasi.Namun demikian, kekurangan tersebut tidak serta-merta mengurangi nilai bukuyang sarat dengan pengetahuan. Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa sajayang ingin meresapi pesan-pesan dakwah secara mendalam, khususnya tentang topikukhuwah Islamiyah.

No comments:

Post a Comment