Sebuah Kesan Perjalanan Dinas - bagbudig

Breaking

Thursday, June 24, 2021

Sebuah Kesan Perjalanan Dinas

Selasa, 15 Juni 2021, pukul 08.00, dengan mengendarai sepeda motor Vario Hitam, kami meluncur dari kampus STAIN Teungku Dirundeng Gampa, berkecepatan sedang, bergerak menuju arah utara. Perjalanan kali ini dilaksanakan dalam rangka tugas mingguan, melaksanakan pembimbingan terhadap mahasiswa KPM STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh tahun 2021. Dan ini secara resmi merupakan kunjungan ketiga, karena kunjungan tidak resmi, yang mendadak dan perlu, harus dikerjakan tanpa surat-surat resmi. Belum ada siasat dari tingkat bawah, bahwa perjalanan emergensi di luar yang ditetapkan juga dapat dianggap resmi. Jika secara resmi ini adalah perjalanan ketiga, tapi secara tidak resmi mungkin sudah perjalanan ke empat atau kelima. Lebih-lebih jika ada masalah darurat di lapangan, terpaksa semangat slogan satker kementerian agama, diikat dilengan.  

DPL sendiri bertugas untuk mendamping mahasiswa KPM di dua lokasi yang berbeda, yaitu Desa Tanjong Bungong dan Desa Puuk, di mana kedua desa tersebut berlokasi di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. DPL belum menyelusuri latar penyebutan nama unik kecamatan tersebut, kecuali nama Kaway XVI mengingatkan pada superhero asal Jepang, Kamen Rider.

Butuh waktu hampir 20 menit perjalanan hingga Pukul 08.30, DPL sampai ke lokasi pertama posko Penetapan Mahasiswa KPM di Balai Desa Tanjong Bungong. Balai Desa sendiri berada satu komplek dengan Kantor Kepala Desa, dengan bentuk rumah panggung dari beton, dengan area pertemuan berbentuk balai dan dua kamar yang ditempati oleh mahasiswi peserta KPM. Terdapat sebuah lapangan bola voly yang memisahkan balai desa dengan kantor kepala desa. Lapangan tersebut juga dipakai oleh mahasiswa KPM untuk kegiatan outdor bersama anak-anak.  

Sebagai pengalaman pertama menjadi pendamping lapangan, DPL sempat terkejut ketika di hari kedua pelaksanaan KPM 5 dari 10 mahasiswa yang ditepatkan di Desa Tanjong Bungong sakit dan menyebabkan kekacauan. Sakitnya lebih persis seperti halusinasi dan sebagian pingsan. Kejadian demikian, DPL beberapa kali harus turun ke lapangan, tanpa surat menyurat resmi yang artinya tanpa SPPD. Syukur kemudian atas dukungan dari masyarakat dan bantuan pengawasan dari Pak Dar Kasih M.Si salah seorang dosen STAIN yang rumahnya tidak jauh dari lokasi penempatan, keadaan berangsur-angsur normal dan kegiatan KPM tetap dilanjutkan. Dan ini adalah minggu ketiga, mahasiswa ditempatkan di lokasi.

Beberapa mahasiswa telah menunggu, karena memang sebelum berangkat terlebih dahulu diberitahu melalui pesan WA. DPL kemudian melaksanakan sesi bimbingan dan wawancara serta menanyakan hal ihwal keadaan peserta, khususnya kesehatan mereka. Dalam kesempatan ini, DPL juga menggali informasi terkait apa-apa yang telah diketahui oleh mahasiswa mengenai potensi desa, administrasi desa, SDM, potensi pengembangan UMKM dan situasi sosial politik serta sosial keagamaan di desa. DPL juga memotivasi mahasiswa untuk belajar dari masyarakat, menjaga etika di desa dan tetap mengutamakan kekompakan supaya kegiatan KPM berjalan lancar hingga hari penjemputan. DPL juga mewanti-wanti mahasiswa untuk menjaga kesehatan, pola makan dan jadwal kegiatan supaya tidak terlalu padat. Bagi DPL, memastikan mereka sehat wal afiat saja itu sudah lebih dari cukup.

Setelah pertemuan dirasa cukup dan setelah memperoleh tandatangan kepala desa, Bapak Amiruddin, untuk bukti SPPD perjalanan dinas, DPL melanjutkan perjalanan menuju lokasi kedua yaitu Desa Tanjong Bungong. Karena jam sudah menunjukkan angka 12.00, DPL kemudian berhenti dan beristirahat  menunggu waktu shalat dzuhur di masjid Baitul Qudus yang masih berada di kawasan Desa Puuk. Mesjid tersebut juga terletak di pinggir sungai. Di samping masjid terdapat tempat perhentian yang teduh dengan pepohonan yang rindang. 

Setelah shalat dzuhur dan menikmati bekal yang telah disiapkan dari rumah, pukul 13.30 DPL melanjutkan perjalanan ke Desa Puuk. Perjalanan ditempuh antara 7 sampai 10 menit hingga sampai ke pemondokan Mahasiswa KPM Puuk. Berbeda dengan mahasiswa KPM Tanjong Bungong yang ditepatkan di balai desa, Mahasiwa KPM Puuk ditempatkan di rumah Tuha Peut yaitu Bapak Bukhari. DPL menemui beberapa mahasiswa yang sedang tidak berkegiatan karena sebagian lagi mendapat giliran untuk piket di balai pengajian yang terletak di komplek Kantor Kepala Desa yang terletak di pinggir sungai. Adapun rumah Tuha Peut berseberangan dengan Komplek Kantor Kepala Desa. Sebagai desa yang dekat dengan sungai besar dengan permasalahan desa rawan banjir. Sepertinya belum ada langkah kongkret dari pemerintah daerah terkait penanganan banjir di desa sepanjang alur sungai kecuali pembangunan badan jalan yang dibuat lebih tinggi dari rumah warga.  

Kunjungan ke Desa Puuk kemudian dilanjutkan dengan sesi bincang-bincang ringan dengan beberapa mahasiswa sambil menikmati sore yang semakin mendekati waktu shalat asar. Tidak banyak yang dibahas kecuali beberapa persiapan terkait pelaksanaan perlombaan kecamatan, pengembangan potensi desa kelapa, budidaya kelapa hibrida melalui BUMDES dan beberapa kelengkapan data terkait untuk nantinya dijadikan laporan oleh Mahasiswa. Secara umum, keadaan mahasiswa di kedua lokasi tersebut sehat wal afiat, dan hubungan mereka dengan masyarakat sekitar juga tidak memiliki kendala yang berarti.

Tepat pukul 15.20, DPL kemudian bergerak kembali ke Kampus STAIN Teungku Dirundeng Gampa Meulaboh, setelah memperoleh tandatangan bukti SPPD dari kaur keuangan desa, Yusliadi SKM karena kepala desa, Bapak Yerpi Yanda sedang tidak berada di lokasi. 

No comments:

Post a Comment