Puasa dan Pembangunan Jiwa - bagbudig

Breaking

Sunday, April 18, 2021

Puasa dan Pembangunan Jiwa

Islam memberi perhatian yang besar terhadap pembangunan jiwa manusia. Hal in tercermin dari ayat-ayat Al-Qur’an seperti ayat qad aflaha man tazakka (sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan diri), inna akramakum ‘indaallahi atqakum (sesungguhnya yang mulia di sisi Allah orang yang paling bertaqwa di antara kalian).

Pembangunan jiwa yang dimaksud adalah tazkiyatun nafs. Yaitu pembersihan jiwa manusia dari sifat-sifat tercela kemudian menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji.

Islam menyediakan beberapa sarana yang bisa dilalui oleh setiap muslim untuk melaksanakan tazkiyatun nafs seperti zikir dan puasa.

Karena sekarang ini sedang bulan puasa ada baiknya tulisan singkat ini membahas bagaimana puasa bisa berdampak terhadap tazkiyatun nafs.

Makna Tazkiyatun Nafs  

Tazkiyatun nafs terdiri dari dua kata yaitu at-tazkiyah dan an-nafs. At-tazkiyah bermakna at-tath-hiir, yaitu penyucian atau pembersihan. Karenanya kata zakat, satu akar dengan kata at-tazkiyah. Disebut zakat karena ditunaikan untuk menyucikan harta dan jiwa. Adapun kata an-nafs berarti jiwa atau nafsu. Tazkiyatun nafs berarti penyucian jiwa atau nafsu dari berbagai noda dan kotoran. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada dua tahapan tazkiyatun nafs.

Pertama, menyucikan jiwa dari sifat-sifat yang tercela, seperti suma’h, riya, ujub, takabur, ego, tamak, dan lain sebagainya.

Kedua, setelah menyucikan jiwa dari sifat-sifat tercela yang harus dilakukan adalah menghiasi jiwa yang telah disucikan dengan akhlak atau sifat yang baik atau terpuji, seperti jujur, itsar, zuhud, sabar, dan lain sebagainya. 

Esensi Puasa

Salah satu bentuk keistimewaan yang Allah berikan adalah ibadah puasa di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan yang agung memiliki berbagai keistimewaan yang tidak terdapat di dalam bulan-bulan yang lain.

Di antara keistimewaan bulan Ramadhan adalah dilipatgandakan pahala, dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, setan-setan dibelenggu, dan yang teristimewa adalah malam lailatul qadr yang lebih baik dari seribu bulan.

Puasa adalah ibadah “penghentian” yang mengharuskan orang yang berpuasa menahan diri dari perkara-perkara yang halal di luar Ramadhan seperti makan, minum, dan seks dari mulai fajar sampai dengan adzan Magrib.

Selain itu orang yang berpuasa harus memastikan dirinya tidak melaksanakan perbuatan-perbuatan tercela. Di samping itu orang yang berpuasa juga dianjurkan memperbanyak amal kebaikan selama bulan Ramadhan seperti, shalat, sadaqah, dan baca Al-quran. 

Dari uraian makna puasa di atas jelaslah bahwa puasa bukan hanya kegiatan menahan diri dari makan dan minum saja. Tetapi juga menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan tercela.

Dalam riwayat hadist disebutkan bahwa Allah tidak menginginkan puasa dari orang-orang yang mulutnya mengeluarkan kata-kata kotor. Dalam riwayat lain Nabi juga memberi peringatan bahwa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali haus dan lapar. Artinya berpuasa hanya dengan tidak makan dan minum tanpa meninggalkan perkara-perkara yang dapat merusak puasa dan tidak menghiasinya dengan ibadah-ibadah lain adalah cacat. 

Sesungguhnya puasa adalah upaya membangun dan menyucikan jiwa. Puasa adalah penawar dari racun-racun syaithani yang selama ini menggerogoti. Puasa adalah tazkiyatun nafs dari jiwa kebinatangan yang mendera setiap insan muslim. 

Begitu istimewanya ibadah puasa sampai-sampai dalam hadist qudsi disebutkan bahwa semua amal ibnu Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk Allah, dan Allah yang akan membalasnya langsung.

Sesungguhnya puasa yang dikerjakan secara benar akan meningkatkan level keimanan dan ketaqwaan bagi orang yang berpuasa.

Editor: Khairil Miswar

Ilustrasi: rqiim.com

No comments:

Post a Comment