Banyak anak Suriah, baik di dalam maupun di luar negeri, tidak dapat membayangkan masa depan di tanah air mereka saat konflik di sana memasuki tahun ke-11, kata sebuah badan amal, Selasa.
“Perang 10 tahun ini telah mengorbankan masa kecil kaum muda Suriah,” kata direktur regional Save the Children, Jeremy Stoner.
“Konflik yang berlarut-larut telah menimbulkan ketakutan dan pesimisme tentang kemampuan anak-anak untuk membangun kehidupan mereka di negara yang dilanda perang,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi sejak dimulai tahun 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Antara November dan Desember 2020, Save the Children mewawancarai 1.900 anak terlantar dan pengasuh mereka di Suriah dan di seluruh Yordania, Lebanon, Turki, dan Belanda.
Rata-rata, 86 persen dari anak-anak pengungsi Suriah yang disurvei mengatakan mereka tidak ingin kembali ke negara asalnya, kata badan amal Inggris itu, mengutip laporan yang diterbitkan untuk menandai peringatan tersebut.
“Saya tidak ingin kembali ke sana. Saya tidak ingin kembali dan tinggal di Suriah lagi. Saya juga tidak ingin tinggal di Lebanon,” Nada, seorang pengungsi Suriah berusia 17 tahun yang tinggal di utara. Lebanon.
“Ke mana pun saya pergi, jika kita pergi ke sekolah, mereka menggertak kita dan mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan kita.”
Di Suriah, satu dari tiga anak terlantar yang disurvei mengatakan mereka lebih suka tinggal di negara lain, organisasi non-pemerintah tersebut melaporkan.
Mereka termasuk Lara, yang tinggal tujuh tahun di kamp pengungsian di barat laut Suriah.
“Setelah 10 tahun, masa depan kita hanya tentang perang,” katanya.
“Saya ingin tinggal di negara mana pun selain Suriah, yang aman dan ada sekolah serta mainan.”
Lebih dari 8,5 juta anak-anak Suriah bergantung pada bantuan di dalam Suriah dan di negara-negara tetangga, kata badan anak PBB UNICEF.
Hingga 60 persen anak-anak tidak dapat secara konsisten mengakses atau membeli makanan yang cukup di Suriah, dan lebih dari setengahnya tidak masuk sekolah, kata PBB.
Dari hampir 5,6 juta pengungsi Suriah yang terdaftar di luar negeri, lebih dari satu juta anak telah lahir di pengasingan, katanya.
Sumber: The New Arab
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment