Raja Yordania Abdullah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Minggu (29/11) dalam upaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina yang terhenti di bawah pemerintahan baru AS.
Kedua pemimpin bertemu di kota peristirahatan Yordania di Aqaba, di mana mereka berbicara tentang harapan untuk solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel di bawah Presiden terpilih Joe Biden, yang menjabat pada Januari.
“Yang Mulia menekankan Yordania berdiri dengan semua sumber dayanya bersama dengan warga Palestina dalam mencapai hak sah mereka untuk mendirikan negara merdeka,” kata raja Yordania dalam sebuah pernyataan menurut Reuters.
Biden berbicara dengan Raja Abdullah minggu lalu, dan dilaporkan mengatakan kepadanya bahwa dia mendukung “solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina”.
Komentar itu sangat kontras dengan pendekatan terhadap masalah tersebut oleh Presiden Donald Trump, yang dituduh sangat mendukung Israel.
Trump memutuskan kebijakan luar negeri AS selama beberapa dekade dengan meninggalkan dukungan untuk solusi dua negara, mendukung pencaplokan Israel atas tanah Palestina, dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Hubungan antara AS dan Otoritas Palestina memburuk selama empat tahun Trump berkuasa.
Abbas memutuskan hubungan dengan Washington tiga tahun lalu sebagai protes atas tindakan Trump, termasuk apa yang disebut “Kesepakatan Abad Ini” yang ditolak langsung oleh Ramallah karena mendukung Israel dan menawarkan sangat sedikit imbalan kepada Palestina.
PA mengatakan pihaknya akan memulihkan hubungan dengan AS di bawah pemerintahan Biden dengan harapan dia bisa mengejar perdamaian yang lebih adil.
Abbas berangkat ke Mesir pada hari Senin untuk mencari dukungan Kairo untuk proses perdamaian baru.
Sumber: The New Arab
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment