Pemerintah Yaman yang didukung Saudi menyambut baik sanksi AS terhadap lima pemimpin kelompok Houthi.
Langkah itu “datang sebagai kemenangan bagi para korban sipil melawan tirani dan kejahatan milisi teroris ini [kelompok Houthi],” kata Kementerian Luar Negeri Yaman kemarin (10/12) dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Kantor Berita resmi Saba.
Pemerintah mengatakan pihaknya mengharapkan langkah serupa oleh komunitas internasional untuk “mencegah milisi Houthi, yang tidak berhenti melakukan kejahatan dan pelanggaran berat terhadap warga sipil.”
Kemarin, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi pada lima pemimpin Houthi atas tuduhan “melakukan pelanggaran terhadap warga Yaman, termasuk penahanan dan penyiksaan sewenang-wenang.”
Para pemimpin yang dijatuhi sanksi termasuk Abdul Hakim Al-Khawani, kepala aparat intelijen kelompok itu.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi pimpinan Saudi meluncurkan serangan udara yang bertujuan untuk menekan kembali wilayah teritorial Houthi.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, konflik tersebut sejauh ini telah merenggut nyawa 233.000 orang dan mendorong negara itu ke ambang kelaparan dan menjadikannya sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sumber: Middle East Monitor
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment