Jaksa Selidiki Potensi Suap di Gedung Putih - bagbudig

Breaking

Wednesday, December 2, 2020

Jaksa Selidiki Potensi Suap di Gedung Putih

Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki potensi kejahatan terkait dengan aliran uang ke Gedung Putih sebagai imbalan pengampunan presiden, menurut dokumen pengadilan yang disegel di pengadilan federal.

Hakim Distrik AS Beryl Howell pada hari Selasa (1/12) merilis perintah yang menggambarkan apa yang disebutnya sebagai penyelidikan “penyuapan untuk pengampunan”.

Sekitar setengah dari dokumen setebal 18 halaman itu ditutup-tutupi, di mana versi yang tersedia untuk umum memberikan sedikit rincian dari skema yang dituduhkan, dan tidak menyebutkan nama orang yang berpotensi terlibat.

Jaksa federal di Washington mengatakan mereka telah memperoleh bukti skema suap di mana seseorang “akan menawarkan kontribusi politik yang substansial sebagai imbalan pengampunan presiden atau penangguhan hukuman.”

Perintah tersebut mengatakan jaksa penuntut juga sedang menyelidiki “skema lobi rahasia” di mana dua orang tak dikenal “bertindak sebagai pelobi bagi pejabat senior Gedung Putih, tanpa mematuhi persyaratan pendaftaran dari Undang-Undang Pengungkapan Lobi.”

Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan tidak ada pejabat pemerintah menjadi target penyelidikan.

Departemen Kehakiman harus meminta izin Howell untuk melihat email tertentu antara pengacara dan klien, yang tidak teridentifikasi.

Howell mengabulkan permintaan tersebut pada bulan Agustus, dengan mengatakan hak istimewa pengacara-klien tidak berlaku dalam hal itu.

Jaksa penuntut mengatakan mereka berencana untuk “menghadapi” tiga orang yang tidak disebutkan namanya dengan komunikasi dan menyelesaikan penyelidikan mereka.

Menurut perintah Howell, penyelidik pemerintah mengatakan bahwa mereka telah menyita “lebih dari lima puluh perangkat media digital, termasuk iPhone, iPad, laptop, thumb drive, serta komputer dan hard drive eksternal”.

Presiden menikmati kebebasan luas di bawah Konstitusi AS dalam mengampuni orang-orang yang dihukum karena kejahatan. Presiden Donald Trump pekan lalu mengampuni mantan penasihat keamanan nasionalnya Michael Flynn, yang telah dua kali mengaku bersalah berbohong kepada FBI selama penyelidikan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.

Itu adalah yang pertama dari apa yang diharapkan menjadi serangkaian pengampunan di minggu-minggu terakhir Trump di Gedung Putih.

Menurut perintah Howell, Departemen Kehakiman baru-baru ini memberitahunya bahwa mereka ingin mencegah penyelidikan dipublikasikan karena detail “individu dan perilaku” yang belum dituntut.

Sumber: Reuters

Terjemahan bebas Bagbudig

No comments:

Post a Comment