Gedung parlemen Tunisia kemarin (8/12) menyaksikan perkelahian sengit antara perwakilan partai politik yang bersaing yang memicu kemarahan publik dan menyebabkan kampanye online yang meminta Presiden Kais Saied untuk membubarkan majelis.
Menurut Al-Quds Al-Arabi, salah satu perwakilan, Anwar Al-Shahid terlihat dalam video berdarah di dahinya sementara rekannya Samia Abbou tampak tidak sadarkan diri setelah diserang oleh anggota Al-Karama yang memicu kecaman dari Ketua Parlemen. Rashid Al-Ghannouchi dan Presidensi Parlemen berjanji untuk membuka penyelidikan.
Perkelahian terjadi antara anggota Koalisi Al-Karama sayap kanan dan blok Demokratik kiri-tengah selama sesi dalam Komite Perempuan yang mengawasi masalah-masalah berkaitan dengan buruh tani perempuan.
Komentar sebelumnya dibuat oleh wakil koalisi Al-Karama, Muhammad Al-Afas, yang disebut-sebut telah menghina perempuan Tunisia dengan menyebut hak-hak perempuan sebagai pesta pora dan menyatakan bahwa ibu tunggal adalah pelacur atau telah diperkosa.
Al-Afas mengklaim bahwa satu-satunya sumber rujukannya adalah interpretasi hukum Islam dan bahwa “masalah yang dihadapi oleh keluarga dan anak-anak saat ini adalah akibat dari kebebasan yang diadvokasi oleh para pembela hak-hak perempuan.” Dia menambahkan bahwa “apa yang disebut pencapaian hak telah merusak martabat perempuan Tunisia.”
Menyusul pernyataan Al-Afas yang ditantang, pertengkaran berubah menjadi pelecehan verbal sebelum bentrokan fisik meletus. Seorang anggota parlemen Demokrat saat ini, Anouar Bechahed, yang mengalami luka di kepala, menggambarkan serangan oleh tiga anggota parlemen Karama itu sebagai “tindakan terorisme” dan mengatakan dia akan mengajukan tuntutan hukum.
Hari ini telah dilaporkan bahwa Asosiasi Wanita Demokratik Tunisia mengambil bagian dalam protes di luar gedung parlemen. Osama Al-Saghir, seorang anggota parlemen dari Gerakan Ennahda, diduga berusaha untuk menabrak salah satu pengunjuk rasa.
Anggota parlemen Maryam Al-Laghmani, yang berpartisipasi dalam protes tersebut, mengatakan para demonstran telah memberi ruang bagi mobil para deputi untuk memasuki parlemen, sampai Al-Saghir tiba dan tidak berhenti, hampir menabrak seorang pengunjuk rasa wanita dalam tindakan “provokatif”.
Al-Saghir kemudian merekam para pengunjuk rasa dan menggambarkan mereka sebagai “ISIS [Daesh] modernis yang menyebabkan ketegangan dan masalah berkembang menjadi serangan terhadap mobilnya”, kata Al-Laghmani.
Sumber: Middle East Monitor
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment