Era Tanpa Messi - bagbudig

Breaking

Friday, July 17, 2020

Era Tanpa Messi

Oleh: Bung Alkaf

Tidak ada yang mengherankan dengan apa yang terjadi pada Messi dan Barcelona. Atau, Barcelona eranya Messi.

Bagi yang mengikuti perkembangan Barcelona dari tahun 2008, jelas kalau tim ini dibangun dengan tulang punggung La Masia. Dan Messi, adalah bagian dari itu. Barcelona dengan skema La Masia bukan hanya soal strategi, tapi juga tentang mental, sistem dan kultur. Sehingga Barcelona di era itu, memainkan bola seperti tanpa berlari dan melihat teman setim. Bola seperti punya mata. Pasti akan selalu lengket di kaki para pemain Barcelona, mulai dari kiper sampai pemain depan.

Namun, seperti sebuah era, pastilah berlalu. Sepertinya era Barcelona akan berakhir. Messi semakin menua. Pemain-pemain dahulu yang melindungi Messi sudah berhenti bermain untuk Barcelona. Barcelona, seperti kata Messi, setelah dikalahkan Osasuna bermain dengan intensitas yang rendah, “bahkan Napoli pun bisa mengalah kami,” katanya.

Sepakbola memang akan memasuki era baru. Era tanpa Messi.

Dahulu, kita berdebat, tentang siapa yang lebih baik, Maradona atau Pele. Tentu jawabannya Maradona. Bukan Pele. Tetapi, ada yang menyanggah, membandingkan keduanya tidak terlalu relevan karena mereka berdua berada di era yang berbeda.

Kini, perdebatan pesepakbola yang terbaik di atas muka bumi bergeser antara kepada persaingan Messi dengan Ronaldo. Keduanya, mendominasi Ballon d’Or — yang terkadang absurd – – selama satu dekade. Saling berebut siapa yang terbaik secara bergantian. Walau agak aneh, mengapa publik sepakbola melulu membicarakan keduanya, lalu melupakan Zidane dan Ronaldo Brasil.

Lalu siapa yang terbaik antara Messi dan Ronaldo? Kalau yang disodorkan data statistik, Messi lebih unggul dari Ronaldo. Tetapi, sepakbola tidak selalu kuantitatif. Terlalu naif kalau hal itu disodorkan setiap saat. Lagi pula, olahraga ini menjadi paling populer bukan karena deret angka, melainkan karena drama dan segala kerumitannya.

Kalau pertanyaan itu diajukan kepada saya, tanpa sungkan, saya menjawab Ronaldo lebih baik dari Messi.

Untuk menjelaskan jawaban di atas, saya menceritakan satu pengalaman personal.

Di tahun, 2016, tengah malam saya menonton final Piala Eropa, Perancis vs Portugal di Paris. Pertandingan yang sepertinya akan dimenangkan oleh tuan rumah, sampai satu peristiwa penting terjadi, Ronaldo cedera, yang menyebabkan dia harus keluar dari pertandingan.

Suasana mencekam tidak hanya meliputi Stade de France, tempat pertandingan dilangsungkan, tetapi juga menyergap di warung kopi tempat saya menonton.

Lalu, saya melihat hal yang tidak terbayangkan, ada anak muda, saya tidak ingat ada berapa orang, yang lalu meninggalkan warung kopi dan berhenti menonton final itu, setelah Ronaldo ditarik keluar. Sedangkan di dalam lapangan, bagi yang menonton secara langsung saat itu, malah aura Ronaldo lebih kuat ketika menjadi rekan-rekannya di lapangan. Mungkin, hanya dia, pemain Portugal yang patut memberikan instruksi di samping pelatih dari samping lapangan. Kita tahu, Portugal menenangkan pertandingan, tanpa Ronaldo di dalam lapangan.

Sampai di sini, saya harus mengatakan, hal itu, tidak ada pada Messi. Pemain ini, bisa jadi pemilik skill terbaik di Argentina sejak era Riquelme dan Aimar selesai. Tapi, menjadikan dia sebagai poros pertandingan, baik secara teknis dan mental, adalah pekerjaan yang sia-sia.

Kita tentu tidak bisa menyalahkan Messi, yang memang tumbuh dalam pelindungan sejak di akademi La Masia. Dia, bukan tumbuh di jalanan, layaknya pemain Amerika Selatan lainnya. Di La Masia dia mendapatkan perlindungan. Itulah mengapa, Messi bermain dengan nyaman, ketika di sekelilingnya ada Ronaldinho, Deco, Puyol, Xavi dan Iniesta. Atau, bagaimana bahagianya dia ketika di Copa America dan Olimpiade Beijing, ada Riquelme di dekatnya.

Messi, tidak seperti Ronaldo, adalah tipe pemain yang harus dilindungi. Harus selalu ada pemain lain yang memberi jalan untuk dia. Messi pasti paham itu. Mungkin, yang tidak paham adalah para fansnya, penikmat bola, AFA atau FIFA.

Foto: beinsports

No comments:

Post a Comment