Para pemimpin Palestina terbuka untuk dimulainya kembali dialog dengan Israel jika kedua pihak ditengahi oleh Rusia, demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki pada hari Selasa (2/6).
“Kami memercayai Presiden Vladimir Putin dan yakin bahwa pertemuan seperti itu akan membuahkan hasil, dan berhasil membawa kami kembali ke perundingan, serta menghentikan rencana Israel untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki,” katanya.
Al-Maliki mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah dua kali menggagalkan rencana Rusia untuk mengadakan diskusi di Moskow.
“Palestina bersedia melakukan pembicaraan dengan Israel melalui konferensi video dan di bawah mediasi Rusia,” katanya. “Pihak Palestina akan memilih ide ini jika Rusia merasa hal itu memungkinkan,” katanya.
Ofer Zalzberg, seorang analis senior di International Crisis Group, mengatakan kepada Arab News bahwa secara terpisah Moskow telah terlibat dengan Gedung Putih dan Ramallah terkait upaya menghentikan atau menunda rencana aneksasi kontroversial Israel, di mana Netanyahu telah mengancam untuk mengimplementasikannya pada 1 Juli.
“Poin yang menonjol tampaknya berada di sekitar apakah rencana Trump … harus menjadi pusat diskusi. Tidak cukup hanya menyetujui saluran pembicaraan, baik itu Rusia atau yang lain. Substansi pembicaraan itu penting. ”
Zalzberg mengatakan para penentang aneksasi sedang menunggu para pemimpin Palestina untuk mengusulkan rencana dan agenda perdamaian mereka sendiri.
Upaya juga sedang dilakukan terhadap Menteri pertahanan dan luar negeri Israel untuk bertemu dengan para pemimpin utama Arab termasuk Raja Abdullah dari Yordania, untuk membujuk mereka bahwa aneksasi akan merusak peluang perdamaian.
Sumber: Arab News
Terjemahan bebas Bagbudig.com
No comments:
Post a Comment