Menyoal Kemampuan Berbicara Plt Gubernur Aceh - bagbudig

Breaking

Wednesday, April 1, 2020

Menyoal Kemampuan Berbicara Plt Gubernur Aceh

Oleh: Syukurdi Mukhklis

Tulisan ini melanjutkan kembali apa yang pernah ditulis oleh teman saya Bung Alkaf di media ini soal surat cinta dan puisi Pak Gubernur kita. Surat cinta kepada para medis yang sedang berjuang menanggulangi virus corona tersebut dinilai Alkaf tidak menarik, tidak mengena dan tidak otentik. Alkaf menambahkan bahwa puisi dan surat cinta itu gagal total, gagal dalam memancing emosi apa lagi membangkitkan soliditas.

Setelah membaca tulisan bung Alkaf, saya sedikit berpikir bahwa boleh saja Plt Gubernur gagal total dalam menulis surat cinta dan puisi, karena bukankah banyak pendapat yang menyebutkan bahwa orang yang baik dalam menulis biasanya kurang baik dalam berbicara, kemampuan menulis dan berbicara sering bertolak belakang, hanya sebagian kecil saja orang yang jago menulis dan jago juga berbicara di hadapan publik.

Lalu mulailah saya mencari di berbagai media, rekeman video yang menampilkan Plt Gubernur lagi berbicara, agak sulit memang menemukannya, tapi saya berharap dapat melihat videonya berbicara sebagaimana mudahnya kita menemukan rekaman video sejawatnya sesama gubernur semisal Ridwan Kamil, Ginanjar, Khofifah, Anis Baswesan atau yang paling dekat Gubernur Sumut Edi Rahmayadi, bahkan sejumlah pemimpin daerah dari wilayah timur Indonesia dan dari papua kerab berseliweran videonya berbicara di media sosial.

Akhirnya rasa penasaran saya terobati dengan melihat postingan salah seorang teman yang jamak dikenal sebagai orang dekat Plt Gubernur, Thamren Ananda. Dalam postingannya di akun facebook miliknya, Thamren membagikan link YouTube pidato Plt Gubernur dengan menambahkan keterangan “Buat teman-teman yang meminta video Plt berbicara kepada rakyatnya, ini videonya.” Dari caption ini saya merasa ternyata bukan saya seorang yang mencari video bicaranya sang Plt Gubernur. Saat itu saya berkeyakinan pidato Plt pasti spektakuler dan menggugah karenanya Thamren menyebut link video yang dibagikannya sebagai “Plt berbicara pada rakyatnya.”

Tidak mau menunggu lama Video tersebut saya buka dan dengan konsentrasi penuh saya melihat gerak tubuh dan mendengar suaranya, menyimak isi pidatonya kata-demi kata. Butuh kekuatan dan kemauan mendengar untuk dapat mengetahui isi video tersebut hingga akhir. Saya ulang beberapa kali, saya dengar dengan baik-baik tapi lagi-lagi saya tidak menemukan dan merasakan kesan baik apa pun, selain dari suara yang tidak jelas, isi yang mengambang, intonasi yang datar dan pilihan kata yang kacau, kalau orang pasaran katakan “Ngomong apa kumur-kumur?”

Sebelum mengatakan pidato Plt gagal total sebagaimana surat cinta dan puisinya itu ada baiknya saya ulas singkat video yang sepertinya sangat dibanggakan oleh orang dekatnya itu.

Dalam teori public speaking yang paling dasar sekali adalah: apa yang kamu sampaikan (isi) dan bagaimana cara kamu menyampaikannya.

Bicara soal isi, maka setidaknya isi dari sebuah pidato adalah hal baru berupa informasi, buah pikir, ajakan dan seruan, dikemas dengan pilihan diksi yang mudah dicerna dan dipahami tidak ngalur ngidul tetapi singkat dan tepat dan akan mudah masuk dalam memori pendengarnya.

Demikian juga tentang cara penyampaiannya, isi yang baik akan lebih sempurna jika disampaikan dengan baik pula, mimik wajah, gestur, nada suara atau dengan kata lain retorika akan sangat mendukung sebuah pidato menjadi mengena dan pesan sukses tersampaikan.

Kedua hal di atas tidak kita temui dari pidato Pak Plt Gubernur. Yang tampak hanya seorang sedang bicara datar-datar saja, tidak sedikit pun berusaha agar yang disampaikan bisa diterima dan dicerna oleh audiennya. Sementara itu di hadapan Plt Gubernur para tenaga medis yang mendengarkan pidatonya tampak diam mematung, dengan mimik wajah datar pula, entah mereka merasa ini tidak menarik atau sedang berusaha kuat mencerna apa yang Plt Gubernur sampaikan.

Lebih luas lagi berpidato juga harus melihat momen, lokasi dan siapa audien yang mendengarnya. Dalam video tersebut pidato yang disampaikan di hadapan para medis yang sedang berjuang menanganni wabah corona, bertaruh waktu, tenaga bahkan nyawa, namun pidato yang disampaikan tak kurang dari briefing seorang manajer toko pada karyawannya yang rutin setiap pagi sebelum toko dibuka.

Selama wabah virus corona ini melanda, banyak sekali video yang diunggah, ada pesan dari pemimpin daerah, politisi, para medis, seniman dan bahkan masyarakat biasa. Video-video tersebut jadi viral dan banyak dibagikan orang-orang, mengapa? Karena isi dan cara penyampaiannya menarik, pesannya tersampaikan meski gayanya macam-macam.

Untuk urusan berbicara di hadapan publik ini saya sedikit mencemaskan kemampuan Plt Gubernur kita ini, dan khusus soal kemampuan bicara ini tidak akan mungkin ada peran pengganti, berbeda dengan kemampuan menulis, tentu ada banyak staf ahli dan orang-orang dekat lainnya yang bisa menjadi ghost writer.

Akhirnya jika kelak Plt ini didefenitifkan, maka kita rakyat Aceh harus bersabar hingga akhir periodenya, karena pada kita semua tidak akan ada suguhan “Pemimpin Berbicara.”

Agak miris memang jika akhirnya kita menyimpulkan bahwa Plt Gubernur kita, tidak ada keahlian pada keduanya, baik dalam kemampuan menulis dan juga kemampuan berbicara.

Besar harapan kita semoga Pak Plt Gubernur segera menemukan cara untuk bisa menagatasi masalah ini. Sebab ini penting!

Foto: Fb Nova Iriansyah.

No comments:

Post a Comment