Transisi dari Sekularisme ke Islamisme di Turki - bagbudig

Breaking

Tuesday, January 14, 2020

Transisi dari Sekularisme ke Islamisme di Turki

Oleh: Agung Waspodo

Melihat foto lama tahun 1955 di mana Perdana Menteri Adnan Menderes, Sang Syahid, berdoa di samping Kuburan Turgut Reis* di Tripoli, Libya, saya jadi berhasrat menulis tentang fase sekularisme di Republik Turki dan fase perlawanan masyarakat Islamis di Turki.

Ketika kekhilafahan Turki Utsmani dihapus oleh parlemen Türkiye Büyük Millet Meclisi (TBMM) pada era Mustafa Kemal mulailah era kegelapan di Republik Turki yang sekuler. Secara umum (sederhana) perlawanan terhadap sekularisme di Republik Turki dapat dibagi menjadi empat fase:

Pertama, Fase Perlawanan, sebagai contoh adalah pemberontakan yang digerakkan oleh Tarekat NakÅŸibendi pada tahun 1925 dan 1930.

Target pemberontakan adalah negara dan hasilnya berupa konfrontasi berdarah yang berujung pemberangusan secara keras hingga berakhir pada kekalahan. Bahkan, pemberontakan menjadi “bahan empuk” bagi negara untuk menstigma Kaum Muslimin sebagai golongan radikal serta pemosisian Islam sebagai ideologi ancaman bagi negara sekular.

Kedua, Fase Perlawanan Spiritual dan “melihat ke dalam” yang dimotori oleh Tarekat NakÅŸibendi dan Nurcu (Said Nursi) yang mempromosikan penarikan diri dari kehidupan politik. Kedua pergerakan Islam ini mendorong perlawanan terhadap sistem sekuler dengan gerakan “pembersihan diri” dan “kesadaran diri” dengan membentuk jejaring lingkar keimanan yang bercorak “melihat ke dalam.” Fase ini mendominasi periode 1930-1950 di mana segmen masyarakat sekular mendominasi politik dan kenegaraan.

Target gerakan ini adalah peningkatan kesadaran moral dan relijius di tengah dominasi kehidupan sekuler di mana hasilnya adalah penarikan diri segmen Islamis dari kehidupan politik Republik Turki.

Ketiga, Fase reformis di mana gerakan Nakşibendi dan Nurcu memberikan dukungan politik kepada Demokrat Parti (DP, Partai Demokrat di Turki) 1950-1960 yang dipimpin Perdana Menteri Adnan Menderes. Setelah kudeta militer memberangus DP dan menggantung Menderes, dukungan diberikan kepada Adalet Partisi (AP, Partai Keadilan di Turki) 1960-1970 di bawah Süleyman Demirel.

Setelah itu mulai masuk fase berdirinya partai berbasis Islam pertama yang didirikan oleh Necmettin Erbakan yaitu Milli Nizam Partisi (MNP, Partai Ketertiban Nasional) tahun 1970 sebelum diberagus.

MNP menjadi basis awal yang melahirkan partai berbasis Islam berikutnya seperti Milli Selamet Partisi (MSP, Partai Keselamatan Nasional) 1972-1980, Refah Partisi (RP, Partai Kesejahteraan) 1983-1998, Fazilet Partisi (FP, Partai Kebajikan) 1997-2001, dan Saadet Partisi (SP, Partai Kebahagiaan) serta Adalet ve Kalkınma Partisi (AKP, Partai Keadilan dan Perkembangan) 2001-sekarang.

Target fase reformasi kehidupan berpolitik ini adalah perbaikan sektor pendidikan, pembenahan sistem hukum, serta penyediaan jaringan sosial di mana hasilnya adalah akomodasi terhadap politik sekuler.

Perang Dingin di dunia pada fase ini serta keberpihakan Republik Turki pada NATO memberi “berkah” tersendiri yaitu negara mulai menganggap komunisme sebagai ancaman yang lebih besar atas sekularisme Republik Turki. Sebagai contoh, setelah kudeta 1980, pihak militer mulai memobilisasi kelompok NakÅŸibendi dan Nurcu untuk ikut dalam politik.

Lebih dari itu, negara mulai melihat bahwa gerakan politik Islamis adalah lawan yang tepat bagi ancaman kekirian (termasuk terhadap corak sosialisme Partai Pekerja Kurdi yang mundur ke fase pertama yaitu kembali ke perlawanan bersenjata).

Keempat, Fase pergerakan kemasyarakatan muncul sebagai peluang dari fase sebelumnya di mana masyarakat berbasis Islamis telah memiliki kekuatan pada bidang ekonomi, politik, dan budaya. Kedua gerakan sosial NakÅŸibendi dan Nurcu memaksimalkan fase ini dengan menguasai media massa dan jaringan komunikasi untuk mengenalkan serta mengajak masyarakat sekuler Turki terhadap nilai-nilai Islam dalam kehidupan keseharian.

Target fase pergerakan kemasyarakatan ini adalah golongan Islamis menguasai media massa, ekonomi, dan pendidikan, di mana hasilnya adalah terintegrasinya nilai-nilai Islamis pada kehidupan masyarakat Turki yang secara umum “masih sekuler.”

PaÅŸa fase ini berdiri juga MUSÄ°AD sebagai wadah nasional bagi pelaku bisnis dari kalangan Islamis untuk mengembangan jaringan usaha mereka serta memperkuat basis modal bagi pergerakan politik Islamis.

Adalet ve Kalkınma Partisi (AKP) 2001 yang sejak awal hingga kini dipimpin oleh Recep Tayyip Erdoğan mendominasi kehidupan perpolitikan Republik Turki pada fase ini hingga sekarang.

Depok, 18 Jumadil-Ula 1441 Hijriyah

Referensi: M. Hakan Yavuz, Islamic Political Identity in Turkey, Oxford University Press, Oxford: 2003.

* Turgut Reis adalah pelaut Kekhilafahan Turki Utsmani yang berhasil mengalahkan armada Spanyol maupun Venesia. Beliau lebih dikenal sebagai Dragut oleh buku sejarah Eropa. Beliau syahid pada tahun 1565 dalam pengepungan benteng St. Elmo di Pulau Malta. Jenazahnya dibawa ke Tripoli serta dimakamkan di sana. Oleh sebab itu hubungan antara Turki dan Libya selalu dekat.

Sumber: Facebook Agung Waspodo
Editor: Bagbudig

No comments:

Post a Comment