Oleh: Azmi Abubakar
Orang-orang Tionghoa melalui Jang Seng Ie dan Sin Ming Hui, telah melaksanakan “Pengobatan Gratis” untuk rakyat Indonesia, jauh sebelum ada program BPJS.
Etnis Tionghoa sangat berjasa di bidang kesehatan selama ini dan bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.
Untuk Jakarta (belum lagi daerah lain), sebagai contoh dapat kita sebutkan 2 rumah sakit besar milik orang Tionghoa yang luar biasa berjasanya, yakni Rumah Sakit Husada dan Sumber Waras.
Tahukah kita? Rumah Sakit Husada, pada awalnya bernama: RS. Jang Seng Ie dan Rumah Sakit Sumber Waras semula bernama: RS. Sin Ming Hui
Kedua Rumah Sakit tersebut adalah bentuk kepedulian yang luar biasa dari masyarakat Tionghoa terhadap Indonesia. Tentu sudah tak terhitung berapa puluh ribu yang telah diobati secara cuma-cuma/gratis melalui dua rumah sakit itu.
Sulit dipahami, ketika keduanya didirikan sebagai atau semata-mata atas rasa pengabdian, bahkan tenaga medis mereka juga menolak untuk dibayar. Pengobatan gratis Tionghoa adalah fakta. Fakta seputar ini kami rawat baik-baik di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.
Ibu Myra Sidharta, sebagai satu tokoh nasional yang masih kita miliki (semoga beliau dalam keadaan baik dan bahagia), pernah menuturkan kepada kami, bagaimana pemilik dari balsem cap macan yang sangat terkenal itu harus merayu pendiri RS Jang Seng Ie yakni dr Kwa Tjoan Sioe agar mau menerima pasien berbayar! Ini kisah tak masuk akal tapi nyata adanya.
Pertanyaan selanjutnya adalah: “Darimana dana operasional Rumah Sakit tersebut?” Masyarakat Tionghoa memiliki paguyuban-paguyuban yang memiliki dan menjalankan aktivitas sosial, dengan cara menghimpun dana dari setiap anggotanya. Dan seperti diketahui urusan sumbang-menyumbang, etnis Tionghoa memang sulit dicari tandingannya, bahkan ini tidak hanya secara kolektif tapi juga menjadi kebiasaan masing-masing pribadi.
Dari sanalah dana terkumpul dan disalurkan untuk berbagai aktifitas sosial, termasuk untuk rumah sakit.
Satu contoh yang dapat kita temukan dan simpan, adalah “undangan pesta perkawinan” di bawah ini, tertulis:
Antaran sangat kami harapkan supaya diberikan dalam bentuk uang saja, karena maksud kami akan diserahkan seluruhnya (sekali lagi SELURUHNYA), bersama dengan biaya perayaan yang kami hematkan (HEMATKAN), kepada: Palang Merah Indonesia Cabang Jakarta
RS. Jang Seng Ie
RS. Sin Ming Hui
Adakah undangan dengan model seperti ini pernah kita temukan sebelumnya?
Sumber Foto: Harian Pos Indonesia, 28 Februari 1960. Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.
No comments:
Post a Comment